Ribuan tukik dilepas ke perairan Seruyan

id tukik, perairan seruyan,tntp seruyan, budi suriansyah

Ribuan tukik dilepas ke perairan Seruyan

Lokasi penangkaran penyu sisik Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Desa Sungai Perlu, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. (Foto Antara Kalteng/Fahrian Adriannoor)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Ribuan tukik atau anak penyu hasil penangkaran dilepas ke perairan laut Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah sebagai upaya meningkatkan populasi binatang langka tersebut.

Kepala Seksi Pengolahan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Wilayah II Kuala Pembuang, Budi Suriansyah di Kuala Pembuang, Minggu menyebutkan, hingga kini pihaknya telah melepas tidak kurang dari 3.500 anak penyu sisik hasil penangkaran ke perairan lepas.

"Tukik yang dilepaskan ke habitatnya itu merupakan hasil penetasan di pusat konservasi penyu di Desa Sungai Perlu, Kecamatan Hilir," katanya.

Ia menjelaskan, pelepasan tukik sebanyak itu dilakukan sejak 2013-2017, dan itu semua adalah hasil penangkaran telur yang dikumpulkan petugas TNTP dari kawasan pesisir pantai Desa Sungai Perlu.

"Setiap tahun rata-rata kita berhasil mengumpulkan dan menetaskan 500-700 telur penyu sisik, katanya.
 
Lokasi penangkaran penyu sisik Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Desa Sungai Perlu, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. (Foto Antara Kalteng/Fahrian Adriannoor)

Ia mengatakan, perairan laut Seruyan merupakan salah satu jalur perlintasan migrasi penyu sisik ke berbagai daerah di Indonesia, karena kawasan pantai gelap, sunyi dan berpasir, dan pesisir pantai laut Seruyan menjadi salah satu lokasi dari penyu sisik bertelur.

Meski demikian, meningkatnya aktivitas nelayan di perairan Seruyan, terutama nelayan kapal cumi-cumi yang berada bermil-mil dari bibir pantai membuat penyu sisik betina enggan untuk menepi dan bertelur.

Selain itu, perburuan penyu sisik membuat hewan langka ini semakin terancam kelestariannya, bahkan dari semua penyu yang ada penyu sisik merupakan penyu yang paling terancam kepunahannya walaupun penyu ini tercatat sebagai yang paling sering bertelur.

"Eksploitasi telur penyu membuat menurunnya populasi, lambat laun bisa menyebabkan penyu punah, apalagi penyu membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tingkat kematangan seksual untuk bereproduksi, dan tidak semua telur penyu mampu berkembang menjadi tukik hingga menjadi penyu dewasa," katanya.

Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya pelepasan tukik secara rutin yang dilakukan TNTP bersama dengan berbagai elemen masyarakat dapat mendorong atau memotivasi masyarakat pesisir, khususnya nelayan untuk bersama-sama menjaga kelestarian penyu sebagai salah satu hewan dilindungi.

"Jadi kita bersama-sama menjaga agar penyu ini jangan sampai punah," katanya.