Sampit (Antaranews Kalteng) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membuat terobosan untuk menghasilkan darah berkualitas dengan menggunakan filter "leukodepleted".
"Ini langkah agar orang atau pasien yang ditambah darahnya tidak memiliki risiko lebih besar akibat reaksi pascatransfusi. Selain itu, ini juga membuat peluang sembuh bisa lebih cepat," kata Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto di Sampit, Selasa.
Yuendri sengaja mengundang manajemen RSUD dr Murjani Sampit yang diwakili sejumlah pejabat dan dokter setempat. Dia memperkenalkan penggunaan "leukodepleted" yang sudah mulai dilakukan di Unit Transfusi Darah Kotawaringin Timur.
Dalam darah terdapat tiga komponen, yakni sel darah merah atau eritrosit, trombosit atau platelet dan darah putih atau leukosit. Penyaringan ini dilakukan terhadap sel darah putih atau leukosit yang bisa membawa efek tidak diinginkan terhadap tubuh pasien pascatransfusi.
Reaksi yang ditimbulkan leukosit pascatransfusi di antaranya demam, menggigil, kekakuan otot, munculnya antibodi terhadap manfaat darah yang ditransfusikan, tidak ada peningkatan jumlah trombosit dan efek lainnya.
Filter "leukodepleted" dilakukan dengan memisahkan leukosit agar mengurangi risiko saat dan setelah transfusi. Harapannya, pasien tidak menerima reaksi tidak diinginkan dan lebih cepat sembuh.
Selama ini sering pasien harus dirujuk ke Palangka Raya atau daerah lain. Dengan terobosan ini, diharapkan bermanfaat besar bagi masyarakat karena tidak perlu ke luar daerah, menghemat waktu dan biaya.
Dibutuhkan waktu 30 hingga 45 menit untuk memproses darah menggunakan penyaring "leukodepleted". Kemampuan metode ini mampu menekan 99,9 persen leukosit.
"Untuk biayanya, akan kami usulkan kepada ketua PMI. Biayanya di luar biaya pengganti darah yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Makanya, ini kalau ada permintaan, baru lakukan," kata Yuendri.
Cara ini juga dapat menekan pemborosan biaya jika ada darah yang terkontaminasi atau mengandung penyakit sehingga tidak bisa dipakai. Dia berharap terobosan ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Menurut Yuendri, saat ini baru pihaknya yang menggunakan metode ini di Kalimantan. Pihaknya juga akan meningkatkan koordinasi dengan RSUD dr Murjani Sampit agar penanganan pasien yang membutuhkan darah bisa dilayani dengan baik.
Berita Terkait
Pemkab Kotim kembali gelar pawai takbiran keliling
Kamis, 28 Maret 2024 22:10 Wib
Disdik Kotim siapkan Rp198 juta untuk renovasi SDN 2 Ramban
Kamis, 28 Maret 2024 22:00 Wib
Bupati Kotim ingatkan 838 PPPK baru tidak ajukan pindah tugas
Kamis, 28 Maret 2024 19:17 Wib
THR ASN dan tenaga kontrak Kotim dibayar 2 April
Kamis, 28 Maret 2024 18:51 Wib
BBPOM uji 40 sampel takjil di Sampit, berikut penjelasan hasilnya
Kamis, 28 Maret 2024 6:05 Wib
Kapolda Kalteng Safari Ramadhan perkuat toleransi umat beragama
Kamis, 28 Maret 2024 5:39 Wib
BBPOM: Kesadaran pelaku usaha di Sampit terhadap keamanan produk meningkat
Rabu, 27 Maret 2024 15:00 Wib
DPRD Kotim berharap penyelesaian jalan tembus Pulau Hanaut terwujud
Rabu, 27 Maret 2024 14:03 Wib