35 pelajar pelosok Kotim menginap di kota agar mudah ikut ujian

id pelajar pelosok kotim, un smk,ujian nasional

35 pelajar pelosok Kotim menginap di kota agar mudah ikut ujian

Bupati Kotim H Supian Hadi dan Sekretaris Daerah Halikinnor memantau pelaksanaan ujian nasional di SMKN 2 Sampit, Senin (2/4/2018). ( (Foto Humas Pemkab Kotim)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pelajar dari sekolah di kawasan pelosok Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, harus menginap di Sampit agar bisa mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dengan menumpang di sekolah lain.

"Ada 35 siswa kami yang ikut ujian di Sampit. Semua hadir. Mereka sudah mempersiapkan diri, mudah-mudahan hasilnya bagus," kata Kepala SMKN 1 Mentaya Hulu, Tarmizi Taher di Sampit, Senin.

Ujian nasional berbasis komputer untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dimulai hari ini selama tiga hari. SMKN 1 Mentaya Hulu menumpang ujian nasional di SMKN 2 Sampit karena belum memiliki perangkat komputer dan jaringan yang memadai.

Sebanyak 35 pelajar SMKN 1 Mentaya Hulu harus menginap di Sampit karena tidak memungkinkan bagi mereka jika harus bolak-balik ke rumah setiap hari dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Untungnya Dinas Pendidikan memfasilitasi mereka dengan menyiapkan tempat di Balai Pelatihan Guru, tidak terlalu jauh dari SMKN 2 Sampit tempat mereka menumpang ujian.

Dukungan pihak sekolah sangat luar biasa. Selain membekali 15 laptop milik sekolah, sejumlah guru juga ikut mendampingi dan memberi pengayaan pelajaran di sela waktu istirahat mereka usai pulang ujian, sebagai persiapan siswa menghadapi ujian hari berikutnya.

"Kami tidak ada masalah. Mereka kami perlakukan sama dan ujiannya juga bersamaan dengan siswa kami. Tahun ini ada 311 siswa kami yang ikut ujian, ditambah 35 orang dari SMKN 1 Mentaya Hulu," kata Kepala SMKN 2 Sampit, Ino selaku tuan rumah yang menampung peserta ujian dari SMKN 1 Mentaya Hulu.

Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Bima Ekawardhana mengatakan, ada 2.189 siswa SMK peserta ujian nasional berbasis komputer. Mereka tersebar di 24 sekolah yang ada di Kotawaringin Timur.

"Ada dua sekolah yang menumpang UNBK di sekolah lain karena fasilitas mereka belum memadai. SMKN 1 Mentaya Hulu menumpang di SMKN 2 Sampit, sedangkan SMK Ambarwati menumpang di SMKN 4 Sampit," kata Bima.

Hari pertama, mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia. Setiap sekolah umumnya membagi pelaksanaan ujian dalam tiga sesi yakni pagi, siang dan sore karena menyesuaikan jumlah komputer yang tersedia. Kekurangan jumlah komputer dilengkapi dengan laptop yang dibawa siswa.

Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi dan Sekretaris Daerah Halikinnor sempat memantau pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer di SMKN 2 Sampit. Bima kemudian melanjutkan pemantauan di SMKN 1 Sampit.

"Hasil pantauan di hari pertama ini, alhamdulillah berjalan lancar. Kami berpesan agar seluruh peserta percaya diri. Kami yakin mereka mampu dan mudah-mudahan hasilnya nanti memuaskan," kata Bima.

Untuk menjamin kelancaran selama pelaksanaan ujian, Dinas Pendidikan sejak jauh hari sudah berkoordinasi dengan PT PLN dan PT Telkom. Dua perusahaan pelat merah itu pun mengutus petugas mereka ke sekolah untuk berjaga dan mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik atau gangguan internet secara mendadak agar bisa ditangani secara cepat. Budi Suyanto