Sampit (Antaranews Kalteng) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap demam berdarah dengue atau DBD, karena penyakit mematikan itu masih berjangkit, khususnya di Sampit.
"Penyakit demam berdarah masih terjadi. Cukup panjangnya musim hujan tahun ini yang masih terjadi sampai sekarang, membuat nyamuk demam berdarah mudah berkembang biak sehingga potensi demam berdarah meningkat," kara Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Rabu.
Hingga saat ini masih ditemukan adanya penderita demam berdarah. Sejak Januari hingga pertengahan Maret lalu tercatat ada lebih dari 100 kasus demam berdarah dan tiga orang penderita di antaranya meninggal dunia yaitu penderita berusia anak-anak.
Penderita yang meninggal dunia umumnya terlambat dibawa ke rumah sakit atau puskesmas karena pihak keluarga mengira anak mereka hanya menderita demam biasa. Saat dibawa ke petugas medis, korban sudah dalam kondisi `dengue shock syndrome` atau DSS sehingga sudah tergolong kritis.
Berdasarkan evaluasi, daerah endemis demam berdarah justru banyak berada di kawasan Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. Kondisi ini tidak terlepas dari pola hidup masyarakat di sebagian kawasan.
Nyamuk aedes aegypti penular demam berdarah akan mudah berkembang biak jika lingkungan tidak bersih dan banyak sampah. Makin banyak populasi nyamuk maka makin tinggi pula risiko berjangkitnya demam berdarah lingkungan itu.
Dinas Kesehatan bersama seluruh puskesmas, terus melakukan penyuluhan kesehatan mengajak masyarakat mencegah terus berjangkitnya demam berdarah. Masyarakat diminta peduli karena penyakit ini sangat berbahaya jika terlambat ditangani.
"Saat ini penanganan yang kami lakukan adalah fogging focus (pengasapan terbatas) di sekitar tempat tinggal penderita demam berdarah. Kemarin ada di Jalan Teratai 5 dan Desa Bapinang Hilir. Tapi yang di Bapinang itu masih kami telusuri, apakah terjangkit di sana atau dari lokasi lain," kata Faisal.
Faisal mengatakan, pencegahan demam berdarah dilakukan dengan cara membersihkan, menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur sampah yang dapat menampung air tempat berkembangbiaknya nyamuk. Saat musim hujan seperti ini, nyamuk dengan mudah berkembang biak meski hanya dalam air yang tertampung di kaleng bekas.
Gejala demam berdarah mirip dengan demam biasa, namun terdapat bentol-bentol merah bekas gigitan nyamuk. Jika ada anggota keluarga yang demam tinggi, maka harus secepatnya diperiksakan ke dokter karena bisa saja itu penyakit demam berdarah agar diberikan pertolongan secepatnya untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Berita Terkait
Cegah kasus demam berdarah agar tak meningkat bulan April
Selasa, 19 Maret 2024 16:26 Wib
Ramuan daun pepaya bisa jadi terapi kombinasi pasien DBD
Senin, 4 Maret 2024 12:36 Wib
Dinkes Palangka Raya gencarkan pencegahan penyebaran DBD
Jumat, 16 Februari 2024 17:42 Wib
Berikut perkembangan kasus DBD di Sukamara
Selasa, 13 Februari 2024 13:41 Wib
Geger! Penemuan mayat dengan luka berdarah di Pangkalan Bun Park
Sabtu, 10 Februari 2024 12:27 Wib
Anak SD dominasi kasus DBD hingga 43 persen, begini penjelasan Dinkes
Minggu, 19 November 2023 8:56 Wib
Dinkes Kotim catat sudah 441 kasus DBD sepanjang 2023
Jumat, 17 November 2023 22:16 Wib
1.500 lebih warga Bangladesh meninggal akibat demam berdarah
Kamis, 16 November 2023 21:28 Wib