Warga Seruyan diminta waspadai DBD

id Waspada DBD, Seruyan,Warga Seruyan diminta mewaspadai DBD

Warga Seruyan diminta waspadai DBD

Ilustrasi, Jenis nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti. (Istimewa)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, meminta warga mewaspadai serangan penyakit demam berdarah dengue yang sering menjangkiti pada musim hujan.

"Biasanya saat musim hujan seperti sekarang ini, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk bermunculan salah satunya demam berdarah dengue (DBD)," kata Kepala Dinkes Seruyan Mahdiniansyah di Kuala Pembuang, Rabu.

Ia menyebutkan, berdasarkan data yang ada terdapat empat dari sepuluh kecamatan di Seruyan yang rawan serangan DBD, yakni Kecamatan Seruyan Hulu, Hanau, Seruyan Hilir Timur, dan Seruyan Hilir.

Pada 2016 Desa Tumbang Manjul, Seruyan Hulu, pernah ditetapkan dalam status kejadian luar biasa (KLB) DBD dengan 25 warga gejala klinis DBD. Kemudian, Kuala Pembuang, Seruyan Hilir pada 2017 pernah ditetapkan KLB dengan jumlah warga terserang DBD mencapai 50 orang lebih.

"Meski empat kecamatan saja yang tergolong rawan DBD, namun warga di kecamatan lain harus tetap waspada karena seluruh wilayah tetap berpotensi terserang DBD," katanya.

Ia menilai tingginya kasus DBD di Seruyan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya demam berdarah, serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan masing-masing.

Selain karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang DBD. Kasus penyakit mematikan itu sering terjadi di Seruyan karena terbawa dari daerah lain yang tergolong endemik DBD, seperti Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

"Banyak warga kita yang melakukan aktivitas ke daerah-daerah itu, begitu juga sebaliknya, banyak warga dari daerah lain yang sering beraktivitas di Seruyan. Dan ini menjadi salah satu kemungkinan terbawanya DBD ke Seruyan," katanya.

Menurutnya, cara paling ampuh mencegah terjadinya wabah DBD adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin, dan menerapkan gerakan 3M Plus yakni Menguras, Me,ngubur dan Menutup barang-barang yang dapat menampung air serta berpotensi jadi sarang nyamuk, sedang plusnya memakai obat nyamuk atau menggunakan kelambu saat tidur.

"Dinkes berupaya menanggulangi dan mencegah DBD dengan melakukan pengasapan di daerah rawan DBD, pemantauan jentik di setiap rumah, sosialisasi atau penyuluhan, dan menerapkan kegiatan sebelum musim penularan (SMP) melalui puskesmas di kecamatan," katanya.