Kelestarian Danau Sembuluh terancam, Gubernur diminta turun tangan

id Kelestarian danau sembuluh terancam gubernur diminta turun tangan,Danau sembuluh,Seruyan,Dprd kalteng,Heriansyah,Gubernur kalteng

Kelestarian Danau Sembuluh terancam, Gubernur diminta turun tangan

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalteng H Heriansyah saat reses di Desa Telaga Pulang Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan, Rabu (18/4/2018). (Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah diminta memperhatikan kondisi Danau Sembuluh di Kabupaten Seruyan agar tidak bertambah rusak karena keberadaannya sangat penting bagi masyarakat setempat.

"Tadi masyarakat berharap gubernur bisa berkunjung guna melihat langsung kondisi Danau Sembuluh. Masyarakat merasa daerah mereka kurang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Seruyan maupun Provinsi Kalimantan Tengah," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, H Heriansyah di Sampit, Rabu.

Pernyataan itu disampaikan Heriansyah sepulangnya melakukan reses di Desa Telaga Pulang Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan. Pertemuan dengan pemerintah dan masyarakat setempat dilaksanakan di aula SMAN 2 Danau Sembuluh.

Menurut politikus Partai Gerindra, banyak keluhan, masukan dan saran yang disampaikan masyarakat. Umumnya terkait kondisi kecamatan yang namanya sesuai dengan nama danau yang ada di kawasan itu, yakni Danau Sembuluh.

Masyarakat mengeluhkan karena kondisi Danau Sembuluh makin terancam. Kawasan bantaran atau bibir danau terbesar di Kalimantan Tengah itu kini banyak ditanami kelapa sawit oleh perkebunan besar swasta.

Heriansyah menilai, tindakan itu jelas melanggar aturan karena mengabaikan larangan menanam kelapa sawit di sepadan atau bantaran sungai atau danau. Jika ini terus dibiarkan, dikhawatirkan Danau Sembuluh akan mengecil karena makin dangkal dan dimanfaatkan perusahaan atau pihak tertentu untuk memperluas areal dengan terus menanam sawit di bantaran danau.

Danau Sembuluh yang merupakan salah satu lumbung ikan air tawar atau ikan sungai, juga makin terancam. Pemanfaatan zat kimia untuk perkebunan dikhawatirkan merusak kualitas air danau sehingga bisa membuat punah populasi ikan-ikan di danau tersebut akibat limbah berbahaya.

Kondisi ini dinilai sangat ironis karena pemerintah daerah menetapkan Danau Sembuluh sebagai salah satu ikon pariwisata dan destinasi wisata Seruyan. Namun fakta di lapangan, kondisi alam Danau Sembuluh makin terancam dan kurang diperhatikan.

Masyarakat juga mengeluhkan sengketa lahan yang masih banyak terjadi. Mereka menilai perusahaan telah mencaplok lahan yang selama ini mereka garap.

"Menurut masyarakat, Kecamatan Danau Sembuluh juga merupakan kota tua yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan dulu ada situsnya. Perlu bantuan pemerintah provinsi untuk menghidupkannya kembali," tambah Heriansyah.

Kecamatan Danau Sembuluh juga masih membutuhkan peningkatan pembangunan infrastruktur karena masih terbatas. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang, jalan sangat sulit dilewati.

Saat ini ada enam desa yang masih terisolasi karena berada di pinggir sungai. Selain itu, masih ada desa yang belum dialiri listrik. Heriansyah menilai kondisi itu sangat ironis karena masyarakat hidup dengan segala keterbatasan, padahal desa-desa mereka dikelilingi perusahaan besar swasta yang sangat maju.

Berdasarkan sejumlah literasi, Danau Sembuluh memililiki luas 7.832,5 ha dan panjang 35,68 km. Danau ini merupakan tempat bermuaranya sungai-sungai besar dan kecil seperti Kupang, Rungau, dan Ramania

Potensi yang dimiliki danau ini adalah memiliki pinggiran danau yang berpasir sehingga dapat dijadikan tempat berlabuh dan wisata, potensi perikanan yang tinggi, dan terdapat beberapa desa yang berada di pinggiran danau. Jenis ikan yang terdapat di danau ini adalah ikan betutu, gabus-gabusan, jelawat, seluang, sepat, lais, baung, botia, toman, tabakang, dan tapah.