Cegah DBD, Dinkes Kapuas gencarkan gerakan satu rumah satu jumantik

id jumantik, dinkes kapuas,DBD

Cegah DBD, Dinkes Kapuas gencarkan gerakan satu rumah satu jumantik

Dalam rangka mencegah dan memberantas DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas menggelar sosialisasi gerakan satu rumah satu jumantik, Kamis (19/4/18). (Istimewa)

Kuala Kapuas (Antaranews Kalteng) - Dinas Kesehatan Kapuas terus bergerak secara cepat dan menggencarkan "Gerakan satu rumah satu jumantik" di masyarakat guna mencegah merebaknya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Kapuas.

Juru Pemantau jentik (Jumantik) sendiri adalah masyarakat yang dengan sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya.

"Para Jumantik ini memiliki tanggung jawab untuk mendorong masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin nantinya di masyarakat," terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Apendi yang dikonfirmasi Jumat (20/4/18).

Menurutnya, gerakan ini harus terus dilakukan secara cepat mengingat pada tahun ini ada kemungkinan terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD), jika melihat data dalam tiga bulan terakhir setidaknya terdapat 26 kasus DBD.

"Selama tiga bulan terakhir ini saja sudah ada 26 kasus DBD di Kapuas, melihat dan hasil evaluasi kita ada kemungkinan akan terjadi peningkatan kasus DBD di tahun ini, karenanya perlu kita lakukan antisipasi bersama dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk," ungkapnya.

Dengan adanya gerakan satu rumah satu jumantik tersebut, ucapnya, diharapkan semua masyarakat bersama sama bergerak dan turut memberantas sarang nyamuk dengan melakukan pembersihan seperti menguras, menutup dan mendaur ulang (3M). 

"Adanya jumantik yang dibentuk, masyarakat dilibatkan langsung dalam program ini untuk memantau lingkungannya masing masing agar terbebas dari serangan DBD," ucapnya.

Program Satu rumah satu jumantik ini dinilai sangat efektif dalam pencegahan dan pemberantas nyamuk aegep aegypti. Dengan para jumantik yang telah mendapatkan pelatihan tersebut diharapkan DBD dapat diatasi sebelum menjadi ada kejadian luar biasa (KLB) di wilayah Kabupaten Kapaus.