Hari pertama UNBK SMP di Kotim sempat terganggu ini

id Hari pertama UNBK di Kotim terganggu ini,UN SMP,Dinas Pendidikan Kotim,Bima Ekawardhana

Hari pertama UNBK SMP di Kotim sempat terganggu ini

Siswa SMPN 1 Sampit mengikuti ujian nasional berbasis komputer, Senin (23/4/2018). Pelaksanaan ujian nasional di Kotim sempat terkendala masalah internet. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Hari pertama ujian nasional Sekolah Menengah Pertama sederajat di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, sempat terkendala jaringan internet bagi sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer.

"Tadi memang sempat terkendala jaringan dan server. Peserta tidak bisa login (masuk) ke sistem. Informasinya, ini juga terjadi di daerah lain karena ujian nasional ini dilaksanakan serentak secara nasional," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Bima Ekawardhana di Sampit, Senin.

Ujian nasional di Kotawaringin Timur diikuti 7.116 siswa di Kotawaringin Timur yang tersebar di 122 SMP dan MTs di 17 kecamatan. Dari jumlah tersebut, ada tujuh sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer atau UNBK, sedangkan sekolah lain melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil atau UNKP.

Pantauan di sekolah-sekolah yang melaksanakan UNBK, umumnya sempat mengalami hambatan yang sama yakni kesulitan masuk ke sistem. Akibatnya, mereka harus menunggu antara 30 menit sampai 45 menit, hingga akhirnya bisa mengakses sistem.

Bima mengatakan, gangguan itu terjadi di server panitia pusat. Namun dia bersyukur kendala itu bisa diatasi sehingga ujian nasional berjalan lancar dan tidak sampai merugikan peserta.

Tujuh sekolah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer yaitu SMPN 1 Sampit, SMPN 2 Sampit yang menumpang SMAN 1 Sampit, SMPN 3 Sampit yang menumpang di SMKN 1 Sampit, MTsN Sampit, SMP Muhammadiyah Sampit, SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan dan MTsN Samuda.

Untuk sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil, naskah soal ujian sudah didistribusikan pada Sabtu (21/4) lalu dan dititipkan di kantor polisi demi keamanan. Bima mengaku belum ada mendapat keluhan kendala dalam pelaksanaan ujian nasional berbasis kertas dan pensil.

"Dari beberapa sekolah yang saya pantau tadi, ada beberapa pesertanya yang tidak hadir. Namun, siswa-siswa itu ternyata sudah tidak masuk ke sekolah sebelum ujian nasional, tapi nama mereka sudah terdaftar sebagai peserta," kata Bima.

Bima menambahkan, pihak sekolah sudah berupaya membujuk orang tua dan siswa-siswa tersebut agar mengikuti ujian nasional sehingga bisa menyelesaikan sekolah tingkat SMP. Sayangnya, siswa tersebut tetap tidak mau, bahkan ada yang sudah meninggalkan Sampit untuk bekerja.

Kepala SMPN 3 Sampit, Mulyadi mengatakan, salah satu siswanya berhenti sekolah sebelum pelaksanaan ujian nasional. Pihaknya sudah berupaya keras membujuk orang tua dan siswa, namun tidak membuahkan hasil.

"Alasan ekonomi. Itu yang cukup sulit kami untuk meyakinkan mereka. Kami sudah mendatangi ke rumahnya, tapi tetap tidak mau. Kami berharap yang terbaik untuk seluruh anak didik kami," kata Mulyadi.

Sementara itu, Bima mengaku masih menunggu laporan terkait jumlah total peserta yang tidak hadir. Bima masih berharap pihak sekolah bisa meyakinkan siswa agar tetap menyelesaikan pendidikan dengan mengikuti ujian Paket.