Tiga masalah PDAM Bartim ini harus diselesaikan komprehensif

id PDAM Bartim,hendroyono

Tiga masalah PDAM Bartim ini harus diselesaikan komprehensif

Asisten II Pemkab Bartim Ir Yuliantara menyerahkan hadiah satu unit kendaraan roda tiga kepada ketua IKK Ampah selaku IKK terbaik tahun 2018 di acara syukuran ke-14 PDAM Bartim, Senin. (Foto Antara Kalteng/Habibullah)

Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - PDAM Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah memiliki tiga masalah yang tidak mudah dan harus diselesaikan secara komprehensif.

"Tiga masalah PDAM itu adalah ketersediaan air baku, kualitas air dan sedikitnya jumlah pelanggan," kata Direktur PDAM Bartim, Hendroyono ST MAP saat syukuran ke-14 PDAM di Tamiang Layang, Senin.

Ia mengatakan, sumber air baku yang berasal dari mata-mata air yang berada di wilayah resapan, saat ini wilayah tersebut berubah fungsi menjadi lahan perkebunan dan pertambangan. 

Dalam musim kemarau beberapa tahun terakhir, air baku sedikit terganggu. Bahkan cenderung semakin mengkhawatirkan. Reklamasi dan reboisasi mungkin dapat menjadi alternatif solusi.

"Untuk ke depan, kami mendorong agar memprioritaskan program semacam itu. Kami prediksikan ketersediaan air baku dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan menjadi krisis. Ini juga diperparah dengan jebolnya Embung Sirau yang merupakan satu-satunya penyangga air baku pada IPA Haringen saat ini," katanya lagi.

Hendroyono menjelaskan, masalah kedua yakni kualitas air baku. Dalam observasi yang dibantu pihak ketiga belum lama ini, sehabis hujan lebat, kadar PH air baku di Embung Sirau berada pada 4,53. Itu artinya sangat asam. 

Karena itu PDAM mengolah kembali air baku tersebut menjadi air produksi (air ledeng) dengan kadar PH 6,5. Dalam produksi penormalan PH air ini, PDAM mengeluarkan dana sebesar Rp5 juta untuk 5 karung bahan kimia seberat 500 kg per hari.

"Dengan kadar PH yang rendah mengakibatkan biaya produkai air semakin tinggi. Dalam hal ini, kami mohon juga agar dilakukan observasi lanjutan terhadap permasalahan kualitas air baku yang kami sendiri tidak mengetahui sebabnya," katanya.

Sedikitnya pelanggan menjadi masalah ketiga yang harus diselesaikan secara komprehnsif. Titik impas (BEP) PDAM Bartim yang ideal yakni 7.000 SR (pelanggan). "Perlu upaya pertambahan jumlah pelanggan melalui program hibah maupun penyertaan modal," katanya. 

Saat ini ada daftar tunggu (white list) pelanggan PDAM Bartim sebanyak 756 pelanggan. Hal ini terkendala karena biaya pemasangan yang belum ada.

"Kami harapkan Pemerintah Kabupaten Bartim selaku pemilik perusahaan, dapat mengabulkan permohonan hibah yang kami ajukan beberapa waktu lalu," ucapnya.

Jika 756 pelanggan baru bisa terpasang, maka PDAM bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp59 juta per bulan atau sekitar Rp600 juta per tahun, demikian Hendroyono.

Asisten II Ir Yuliantara, mewakili Plt Bupati Bartim, mengatakan, harapan ke depan adalah meningkatnya kualitas pelayanan dan meningkatnya mutu air PDAM Bartim.

"PDAM Bartim harus terus berkembang dan berkembang. Tingkatkan kuakitas pelayanan dan mutu air PDAM Bartim," ucapnya.