Ini persiapan BPBD Barsel hadapi banjir kiriman

id banjir kiriman, barsel,buntok, Kepala BPBD Barito Selatan, Riyanta,BPBD Barsel hadapi banjir kiriman

Ini persiapan BPBD Barsel hadapi banjir kiriman

Kepala BPBD Barito Selatan, Riyanta. (Foto Antara Kalteng/Bayu Ilmiawan)

Buntok (Antaranews Kalteng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah mengadakan persiapan dalam menghadapi banjir kiriman yang terjadi di wilayah tersebut.

"Kami berupaya untuk mengatasi apabila di wilayah Barito Selatan terjadi banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Barito Utara," kata Kepala BPBD Barito Selatan, Riyanta di Buntok, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah kepala Desa, dan pihak kecamatan yang berada di wilayah utara kabupaten ini.

"Kita berharap debit air di wilayah Barito Selatan tidak mengalami peningkatan dalam beberapa hari kedepan," ucap Kepala BPBD Barito Selatan, Riyanta.

Ia mengatakan, pihaknya bersama dengan Polres Barito Selatan, dan Kodim 1012 Buntok telah mendirikan posko.

"Posko tersebut untuk mengatasi Kebakaran Hutan, dan lahan, sekaligus mengatasi banjir yang terjadi di wilayah Barito Selatan ini," tambah Riyanta.

Menurut dia, titik pantau masih belum ada, namun pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kepala Desa yang berada di wilayah utara Barito Selatan ini.

"Koordinasi itu untuk melihat bagaimana tingkat fluktuasi ketinggian air, apakah naik atau turun," tambah Riyanta.

Ia menyampaikan, memang menurut Badan Meteorologi, di wilayah Barito Selatan saat ini bukan musim penghujan, dan memasuki musim kemarau.

"Meskipun demikian kita akan tetap terus siaga apabila terjadi banjir kiriman di wilayah Barito Selatan ini," tambah kepala BPBD Barito Selatan itu.

Selain itu ia juga menjelaskan, bahwa di wilayah Barito Selatan ini tidak terpantau titik panas, dan beberapa hari yang lalu ada terpantau, dan begitu didatangi ternyata pantulan cahaya dari atap rumah.

"Kita kesana melihat ternyata pantulan cahaya atap rumah, walaupun tingkat kepercayaan dari data diatas 50 persen, kadang kita terkecoh, ternyata setelah didatangi pancaran dari seng rumah penduduk, dan bukan hotspot," kata Riyanta.