Realisasi retribusi pariwisata Barut baru 10,97 persen

id air terjun jantur,disbudparpora barut,arbaidi

Realisasi retribusi pariwisata Barut baru 10,97 persen

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olaharaga Barito Utara Arbaidi. (Istimewa)

Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Realisasi penerimaan retribusi pariwisata pada tiga objek wisata di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Januari-April 2018 baru mencapai Rp24,5 juta atau 10,97 persen dari target 2018 Rp223,4 juta.

"Penerimaan retribusi objek wisata ini baru diberlakukan sejak 1 Januari 2018," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara (Barut) Arbaidi di Muara Teweh, Jumat.

Menurut Arbaidi, diberlakukannya retribusi itu mendapat sambutan baik dari masyarakat atau pengunjung tiga lokasi objek wisata yakni Air Terjun Jantur Doyan di kilometer 18 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu, Bumi Perkemahan Panglima Batur di Desa Trahean dan Dam Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan.

Jumlah pengunjung dalam empat bulan terakhir atau sampai April 2018 penjualan tiket untuk dewasa terjual 3.998 tiket dan anak-anak sekitar 105 tiket.

"Kami optimistis target yang baru diberlakukan ini tercapai," katanya.

Arbaidi menjelaskan retribusi objek wisata itu sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 2 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha yaitu diberlakukan untuk roda dua Rp3.000 per unit dan mobil Rp10.000 per unit, kemudian ditambah tiket masuk dikenakan Rp5.000 untuk orang dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak.

Rencanannya pengelolaan retribusi objek pajak itu diserahkan kepada pihak ketiga, namun karena dalam aturan menurut Bagian Hukum Setda Barito Utara pengelolaannya tidak bisa dilakukan oleh pihak ketiga.

"Sehingga kami menurunkan tenaga honor untuk memungut rertribusi di tiga objek pajak," jelas dia.

Dia mengatakan potensi sumber daya alam di Kabupaten Barito Utara yang dikembangkan menjadi objek wisata di daerah itu sebanyak 56 destinasi, namun sampai saat ini baru tiga lokasi objek wisata itu yang dipilih.

Untuk pengembangan wisata, pihaknya memilih dan memilah objek wisata yang benar-benar memiliki pesona yang baik, sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung atau para wisatawan.

"Tiga objek wisata itu dipilih karena dari segi mobilitas akses pengunjung ke daerah itu sudah terbuka dan layak, artinya pengunjung yang ingin ke tempat wisata itu tidak sampai terlalu lelah sebab jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Muara Teweh," ujar Arbaidi.