Masyarakat Sampit jadikan Pasar Ramadhan tempat wisata kuliner

id Masyarakat Sampit jadikan Pasar Ramadhan tempat wisata kuliner,Pasar ramadhan,Wisata kuliner,Sampit

Masyarakat Sampit jadikan Pasar Ramadhan tempat wisata kuliner

Sejak dibuka seharis sebelum Ramadhan, Pasar Kuliner Ramadhan di Taman Kota Sampit selalu dipadati warga yang berburu kuliner. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pasar Ramadhan yang dibuka selama bulan suci Ramadhan di Sampit Ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menjadi tujuan wisata kuliner bagi masyarakat setempat.

"Berbelanja untuk hidangan berbuka puasa dan sahur, sekaligus berburu berbagai makanan. Banyak jenis masakan, kue dan minuman yang ditawarkan di Pasar Ramadhan," kata Yuli, warga Sampit, Minggu.

Pasar Ramadhan terbesar berada di sisi Selatan area parekir Taman Kota Sampit. Ada 80 pedagang yang berjualan di pasar tahunan yang disiapkan pemerintah daerah tersebut.

Selain itu juga ada Pasar Ramadhan di beberapa lokasi lainnya seperti di Jalan Muchran Ali, Jalan Iskandar dan lainnya. Pembeli di pasar-pasar tersebut selalu ramai setiap harinya.

Menurut Yuli, banyak jenis makanan yang hanya mudah ditemukan karena banyak dijual pada bulan Ramadhan, khususnya jenis kue basah. Saat hari-hari biasa, kue-kue itu jarang dijual sehingga seakan menjadi kuliner khas selama Ramadhan.

Berbagai kue tradisional dijual pedagang, seperti putu mayang, apam, wajik, bingka berbagai jenis, amparan tatak, buras, laksa, lapat, pais, kelelepon, serabi, dodol, lamang, pukis, kolak, risoles, cucur, cincin, roti pisang dan lainnya. Begitu pula ragam masakan dan minuman yang menggugah selera.

"Sebenarnya tradisinya hampir sama dengan Pasar Ramadhan di daerah lain. Tapi karena saya aslinya bukan dari Kalimantan, makanya saya senang kalau ada Pasar Ramadhan karena ingin merasakan berbagai makanan asli daerah sini," kata Heru, warga asal Surabaya.

Bupati H Supian Hadi mengingatkan produsen makanan dan minuman untuk tidak menggunakan bahan berbahaya karena bisa mengancam keselamatan konsumen.

"Pembuat makanan dan minuman jangan memakai pewarna dan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan. Jangan hanya berpikir keuntungan, tapi juga harus mengutamakan kualitas makanan dan minuman yang dijual serta keselamatan konsumen," kata Supian.

Produsen makanan dan minuman dilarang menggunakan pewarna dan pengawet buatan yang mengandung zat berbahaya. Mereka disarankan menggunakan bahan-bahan alami agar kesehatan masyarakat yang mengonsumsinya tetap terjaga.

Penggunaan bahan berbahaya pada makanan bisa mengancam keselamatan warga yang mengonsumsinya. Jika itu terbukti sengaja dilakukan, maka bisa menimbulkan dampak hukum bagi pelaku.

Dinas Kesehatan bersama intansi terkait lainnya diminta terus melakukan penyuluhan kepada produsen dan pedagang makanan. Hal itu untuk menjawab kemungkinan masih adanya warga yang tidak memahami bahan-bahan yang berbahaya jika digunakan pada makanan maupun minuman.