Warga keluhkan bangunan liar kawasan bendungan Trahean

id bangunan liar ,barut,muara teweh,bendungan trahean,Warga Desa Trahean, Kecamatan Teweh Selatan,wisata Bumi Perkemahan Panglima Batur

Warga keluhkan bangunan liar kawasan bendungan Trahean

Bangunan yang dihuni warga yang berada di kawasan Dam Trahean Kecamatan Teweh Selatan yang dikeluhkan warga setempat. (Ist)

Muara Teweh (AntaranewsKalteng) - Warga Desa Trahean, Kecamatan Teweh Selatan. Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengeluhkan bangunan liar yang berdiri di sekitar bendungan atau dam yang juga berada di kawasan wisata Bumi Perkemahan Panglima Batur. 

"Bangunan liar diduga milik para nelayan yang bukan penduduk asli daerah setempat. Karena sepengetahuan kami tanah itu milik Pemerintah Kabupaten Barito Utara," kata seorang warga Desa Trahean Kecamatan Teweh Selatan, Deky kepada wartawan di Muara Teweh, Kamis.

Menurut Deky, keberadaan para nelayan tersebut menyebabkan warga Desa Trahean sangat kesulitan untuk mencari ikan walau hanya untuk dikonsumsi sendiri.

Para nelayan yang tinggal di sekitar bendungan tersebut menangkap ikan dengan menggunakan jaring atau rengge dengan berbagai ukuran, yang mengakibatkan populasi ikan sangat berkurang.

"Saat ini bangunan tersebut sudah permanen dan menggunakan meteran listrik (Kwh) sendiri," katanya.

Selain itu ,kata dia, juga menumpuknya sampah di sekitar pintu air di belakang pemukiman membuat pemandangan kurang bagus, padahal dam tersebut sangat vital bagi kehidupan masyarakat sekitar yang memamfaatkan airnya untuk kebutuhan hari-hari.

"Saya khawatir apabila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan dampat yang kurang baik, terutama masalah lingkungan dan sosial, kenapa orang luar dengan mudahnya membangun rumah di DAM sementara kami warga lokal hanya jadi penonton dan untuk menikmati hasil ikan dari DAM tersebut pun sulit dikarenakan populasi ikan sudah menipis diakibatkan penangkapan ikan yang tidak terkontrol," kata dia.

Dia pun berharap adanya perhatian pemerintah (instansi terkait) dapat menanggapi serius keluhan masyarakat dan mohon di atur mengenai masalah tersebut agar tidak menimbulkan gejolak dan keresahan di masyarakat sekitar.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara, Arbaidi mengatakan terkait pondok atau warung-warung yang berdiri didalam areal Dam atau bendungan tersebut saat ini pihaknya belum tau siapa pemilik bangunan atau tanah tersebut.

"Tentunya berdasarkan laporan dari warga ini akan kita tindak lanjuti. Terutama dengan melakukan turun kelapangan bekerjasama dengan pihak pertanahan untuk mengecek kebenarannya. Sekaligus memastikan apakah bangunan tersebut berdiri di areal milik Pemerintah daerah atau milik pribadi. Dan apabila terbukti milik pemerintah mungkin akan kita lakukan tindakan," ujarnya.