Legislator Kalteng minta penyalur pupuk subsidi dievaluasi

id DPRD Kalteng,Lodewik C Iban ,komisi b dprd kalteng,dapil IV DPRD Kalteng

Legislator Kalteng minta penyalur pupuk subsidi dievaluasi

Anggota DPRD Kalteng Lodewick C Iban. (Foto Antara Kalteng/Jaya Wirawana Manurung)

Dugaan petani ini wajar karena mereka sangat mudah mendapatkan pupuk tapi harganya sangat mahal, bahkan jauh lebih tinggi dari harga subsidi. Kalau pupuk subsidi sangat langka. Ini yang perlu diperhatikan
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Legislator Kalimantan Tengah Lodewik C Iban meminta pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota memperketat sekaligus mengevaluasi para penyalur pupuk subsidi, karena sejumlah petani mengaku sering kesulitan mendapatkannya.

Hal itu perlu dilakukan karena ada dugaan dari sejumlah petani di beberapa wilayah bahwa pupuk bersubsidi dijual dengan harga nonsubsidi, kata Anggota Komisi B DPRD Kalteng itu di Palangka Raya, Sabtu.

"Dugaan petani ini wajar karena mereka sangat mudah mendapatkan pupuk tapi harganya sangat mahal, bahkan jauh lebih tinggi dari harga subsidi. Kalau pupuk subsidi sangat langka. Ini yang perlu diperhatikan," ucap Lodewik.

Wakil rakyat Kalteng dari Daerah Pemilihan IV meliputi Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau ini mengaku, permasalahan pupuk bersubsidi tersebut diketahui dari masyarakat di Desa Terusan Raya, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas.

Dia mengatakan masyarakat yang umumnya bekerja sebagai petani di desa itu mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Akibat kelangkaan pupuk tersebut, masyarakat setempat sangat kesulitan untuk mengembangkan hasil pertaniannya.

"Saat kami melaksanakan kunjungan kerja ke sana, banyak aspirasi masyarakat khususnya bekerja yang sebagai Petani. Di sana para petani sangat sulit mendapatkan pupuk bersubsidi, padahal para petani di di wilayah Kapuas, bertani sebanyak tiga kali dalam setahun," beber dia.

Politisi Partai Nasdem ini menyebut kelangkaan pupuk bersubsidi diduga karena adanya permainan dari pihak penyalur untuk meraup keuntungan berlebih. Namun hal tersebut sudah tentu merugikan para Petani.

"Di Desa Terusan Raya sebenarnya ada tersedia pupuk, tapi yang non-subsidi dan harganya pun sangat mahal. Ini yang membuat para petani berteriak. Kami berharap masalah ini disikapi secara serius oleh Pemerintah," demikian Lodewik.