Pembuatan tanggul darurat Pantai Ujung Pandaran dikebut siang dan malam

id Pembuatan tanggul darurat Pantai Ujung Pandaran dikebut siang dan malam,Pantai Ujung Pandaran,Tanggul,Abrasi

Pembuatan tanggul darurat Pantai Ujung Pandaran dikebut siang dan malam

Satu alat berat dikerahkan untuk mempercepat pembuatan tanggul darurat menangani abrasi di pantai tersebut, Rabu (30/5/2018) malam. (Foto Jurnalis Warga)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pembuatan tanggul darurat untuk mengatasi abrasi di Pantai Ujung Pandaran, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, dikebut agar dampak abrasi tidak semakin parah.

"Pembuatan tanggul darurat ini dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat Desa Ujung Pandaran. Ada 1.000 geobag yang akan dipasang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Kamis.

Pembuatan tanggul darurat dilakukan dengan cara memasang 1.000 geobag atau karung berisi pasir. Ini upaya darurat yang dilakukan pemerintah daerah sambil menunggu bantuan pemerintah pusat membangun tanggul pemecah gelombang secara permanen.

Pembuatan tanggul darurat mulai dilaksanakan pada Rabu (30/5) pagi, kemudian dilanjutkan hingga malam hari. Pelaksanaan dioptimalkan malam hari karena saat itu laut tidak sedang pasang sehingga bisa lebih leluasa melaksanakan pekerjaan.

Untuk mempercepat pembuatan tanggul, Badan Penanggulangan Bencana Daerah menggunakan alat berat yang difungsikan memasukkan pasir ke dalam geobag dan menyusunnya. Masyarakat bersama anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial, bahu membahu membuat tanggul darurat tersebut.

Yusuf juga terlihat ikut membantu pembuatan tanggul pada Rabu (30/5) malam. Pembuatan tanggul dilanjutkan pada siang hari karena tanggul tersebut diupayakan segera selesai agar dampak abrasi tidak semakin parah.

"Ini untuk penanganan sementara saja dan dilakukan pada daerah yang kritis dulu. Target kami, pembuatan tanggul selesai tanggal 12 Juni nanti untuk tahap pertama. Kalau belum selesai, maka akan dilanjutkan sesudah Lebaran atau melihat kondisi di lapangan," kata Yusuf.

Pantai Ujung Pandaran terletak di Kecamatan Teluk Sampit, berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat Kota Sampit, Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur. Pantai ini merupakan objek wisata andalan kabupaten ini.

Abrasi akibat kuatnya gelombang dari Laut Jawa yang menghantam Pantai Ujung Pandaran, sudah sangat parah. Fasilitas wisata berupa gazebo serta sejumlah pohon, ambruk akibat tanahnya tergerus abrasi.

Lebih dari 30 rumah warga juga terpaksa dibongkar dalam beberapa tahun terakhir, akibat abrasi yang menggerus tanah pondasi rumah warga. Korban abrasi kemudian direlokasi ke perumahan yang dibangun pemerintah sebanyak 88 unit.

Saat ini abrasi sudah mencapai badan jalan di kawasan wisata tersebut. Jika tidak ada penanganan serius, abrasi dikhawatirkan akan menghancurkan fasilitas pendukung pariwisata seperti sejumlah penginapan dan balai pertemuan yang dibangun pemerintah karena jaraknya hanya beberapa meter dari badan jalan yang kini juga mulai dihantam abrasi.

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kotawaringin Timur, ada sekitar 3.500 meter pantai yang perlu diamankan dari abrasi. Tahun 2017 lalu Kementerian Kelautan dan Perikanan membangun sekitar 1.700 meter sabuk pantai di Pantai Ujung Pandaran, sehingga masih dibutuhkan sekitar 1.800 meter sabuk pantai tambahan.

Pemerintah daerah sudah mengusulkan bantuan pembangunan sabuk pantai tambahan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pemerintah daerah berharap usulan itu disetujui sehingga sabuk pantai tambahan bisa dibangun tahun ini karena abrasi semakin parah.