Hindari seks bebas bila tidak ingin terkena penyakit mematikan ini

id Sekretaris KPA Kota Palangka Raya, Susi Idawati Hasbi,waspadai penularan hiv/aids,seks bebas

Hindari seks bebas bila tidak ingin terkena penyakit mematikan ini

Sekretaris KPA Kota Palangka Raya, Susi Idawati Hasbi. (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meminta masyarakat mewaspadai penyebaran virus mematikan HIV/AIDS di daerah tersebut.

"Hindari seks bebas, apalagi dilakukan tanpa menggunakan pengaman. Sebab penyebab tertinggi penularan virus mematikan HIV/AIDS karena diawali perbuatan seks bebas" kata Sekretaris KPA Kota Palangka Raya, Susi Idawati Hasbi, di Palangka Raya, Sabtu.

Selain karena perilaku seks bebas, katanya, penularan virus yang melemahkan kekebalan tubuh tersebut juga karena penggunaan jarum suntik secara bergantian. Hal itu biasanya terjadi pada pengguna narkoba.

"Hal lain yang perlu dihindari oleh masyarakat agar terhindar atau tidak tertular virus HIV/AIDS adalah dengan tidak melakukan seks menyimpang, seperti hubungan yang dilakulan sesama jenis maupun secara heteroseksual," kata Susi.

Pihaknya makin khawatir dengan penularan HIV/AIDS karena tren penyebarannya terus meningkat dan para penderitanya didominasi oleh masyarakat usia produktif.

Dia menambahkan penyebaran penyakit itu juga seperti fenomena gunung es yang mana dimungkinkan banyak masyarakat terjangkit namun tak segera berobat atau belum tahu jika dirinya terinveksi HIV/AIDS.

Untuk itu, selain melakukan sosialisasi, penyuluhan, dan pendampingan terhadap masyarakat berisiko terkena penyakit itu, KPA Kota Palangka Raya juga menggandeng para pegiat komunitas serta membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) untuk memperluas jangkauan sosialisasi.

"Saat ini sudah ada lima WPA yang tersebar di lima kelurahan di Palangka Raya, di antaranya WPA di Kelurahan Palangka, Langkai, Petuk Ketimpun, dan Kelurahan Kereng Bangkirai. Masing-masing WPA terdiri atas 10-12 anggota," kata Susi.

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya menyatakan pada 2017, dua dari 61 warga setempat yang tercatat terjangkit HIV/AIDS telah meninggal dunia.

"Dari data 2017 tersebut dua pasien dinyatakan meninggal pada Januari dan April 2017 lalu. Keduanya meninggal diperkirakan karena terlambat berobat," kata Pengelola Program TB dan HIV/AIDS Dinkes Kota Palangka Raya Imelda Eka Sa Eka Sinta.

Perempuan berkacamata itu, mengatakan penderita HIV/AIDS didominasi oleh mereka yang berusia produktif, seperti berusia 25 tahun, 22 tahun, bahkan ada yang 20 tahun dengan jenis pekerjaan sebagai pekerja swasta.

Faktor risiko penyebaran penyakit itu didominasi karena perilaku seks bebas, seperti heteroseksual dan homoseksual.

"Untuk heteroseksual dalam catatan kami menjadi penyebab terbanyak penyebaran HIV/AIDS. Lebih dari 50 persen ditularkan melalui perilaku heteroseksual ini," katanya.

Berdasarkan data, terkait dengan kasus reaktif HIV dan AIDS pada 2008 dan 2009 berjumlah lima orang positif, pada 2010 jumlah masyarakat positif menjadi sembilan orang, dan pada 2011 naik lagi menjadi 14 orang.

Pada 2012 ada 13 orang yang dinyatakan positif, pada 2013 ada 15 orang, 2014 ada 40 orang, pada 2015 tercatat 54 orang, dan selama 2016 tercatat 65 orang yang dinyatakan positif.