Berita bohong dan provokatif marak beredar, Bupati Kobar kumpulkan wartawan

id bupati kobar,Nurhidayah ,kotawaringin barat,pangkalan bun,wartawan kobar

Berita bohong dan provokatif marak beredar, Bupati Kobar kumpulkan wartawan

Bupati Kobar Hj Nurhidayah (baju putih) gelar pertemuan dengan wartawan, di kediaman pribadinya, Rabu (6/5/18). (Foto AntaraKalteng/Hendri Gunawan)

Pangkalan Bun (Antaranews Kalteng) - Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah mengumpulkan dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah wartawan dari media cetak dan online yang bertugas di kabupaten tersebut.

Dikumpulkannya para wartawan di kediaman pribadi Bupati Kobaar tersebut untuk mendiskusikan semakin maraknya berita kabar bohong dan provokatif di kalangan di masyarakat.

"Saya ingin mengajak rekan-rekan wartawan agar bersama-sama ikut membangun Kobar kearah yang lebih maju. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan rekan-rekan wartawan," kata Hj Nurhidayah di sela-sela diskusi.

Menurut perempuan yang pernah menjadi Anggota DPRD Kobar ini, wartawan merupakan corong Pemerintah untuk menyebarkan informasi ke masyarakat, serta menjadi media kontrol sosial.

Dia menegaskan tidak 'alergi' dan keberatan terhadap pemberitaan yang mengkritik kinerja Pemerintah. Hanya, dia Ia berharap wartawan tidak menyajikan berita yang menyudutkan apalagi sampai berbau provokatif.

"Silahkan kritik, asal kritikan yang membangun. Kami akan sangat senang jika mendapatkan kritikan yang membangun karena itu sebagai pemacu kami untuk berbuat lebih baik. Jangan malah menyudutkan dan memprovokatif apalagi sampai menyerang ke privasi," ucapnya.

Nurhidayah mengaku dirinya baru saja melaporkan salah satu akun media sosial ke Polres Kobar. Laporan tersebut karena postingannya sudah menyerang ranah privasi dirinya.

"Saya sudah laporkan dan sedang diproses oleh kepolisian, dan nanti akan terungkap siapa pemilik akun tersebut," ucap Nurhidayah.

Salah seorang wartawan yang ikut di diskusi tersebut, Sigit Dzakwan menyatakan bahwa selama ini yang kejam itu adalah akun-akun di media sosial yang tidak diketahui apakah itu akun asli atau akun palsu.

"Saya yakin, rekan rekan yang ada ini tidak mungkin menyudutkan Pemerintah, paling hanya sebatas mengkritik, karena kritik itu wajib. Berbeda dengan akun akun yang ada di media sosial mereka lebih liar dan kejam karena hanya mengunakan opini mereka tanpa melakukan konfirmasi ke pihak yang menjadi objek," kata Sigit.