Polres Barsel gelar pasukan operasi ketupat 2018

id Polres Barsel,operasi ketupat 2018

Polres Barsel gelar pasukan operasi ketupat 2018

Ilustrasi (Ist)

Buntok (Antaranews Kalteng) - Polres Barito Selatan, Kalimantan Tengah, melaksanakan gelar pasukan Operasi Ketupat 2018.

"Operasi Ketupat 2018 ini dilaksanakan selama 18 hari, dari 7-24 Juni 2018," kata Kapolres Barito Selatan, AKBP Eka Syarif Nugraha Husen saat membacakan amanat Kapolri, Jenderal M. Tito Karnavian, di Buntok, Rabu.

Menurut dia, rencana operasi ini disusun melalui serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan Ramadniya pada 2017, dan disertai analisa potensi gangguan kamtibmas pada 2018.

"Setidaknya terdapat empat potensi kerawanan yang harus diwaspadai bersama," ucap Kapolres Barito Selatan.

Ia mengatakan, potensi kerawanan pertama yakni stabilitas harga, dan ketersediaan bahan pangan yang mana pada 2017 secara umum dapat terjaga, dan tidak terjadi kelangkaan bahan pangan.

"Pada 2018 ini potensi permasalahan berkisar pada masalah distribusi pangan, upaya penimbunan oleh kelompok kartel/mafia pangan, maupun perilaku negatif pelaku usaha yang menaikan harga diatas harga yang ditetapkan," ucapnya.

Oleh karena, itu diperlukan kerjasama, dan langkah proaktif dari stakeholders terkait guna mengatasi permasalahan ini.

Potensi kedua yakni permasalahan kelancaran, dan keselamatan arus mudik, dan arus balik, karena berdasarkan hasil survei jalan yang dilaksanakan oleh Kakorlantas Polri bersama beberapa Kementrian, ada enam lokasi rawan macet pada jalur utama mudik.

"Sehubungan dengan hal itu, ditekankan kepada seluruh personel melakukan pemantauan pada titik-titik rawan, dan berbagai strategi bertindak yang telah ditetapkan agar diikuti dengan baik, serta optimalkan pelayanan pada pos pengamanan, pos pelayanan, serta pos terpadu selama penyelenggaraan operasi," ucap dia.

Kemudian, lanjut dia, potensi ketiga yang harus diwaspadai yakni harus diantisipasi potensi bencana alam, gangguan Kamtibmas lainnya seperti curat, curas, curanmor, copet, pencurian rumah kosong, begal, dan hipnotis.

"Diharapkan hal itu dapat diambil tindakan pre-emtif, maupun preventif sehingga bisa menekan potensi yang ada," ujar Kapolres Barito Selatan itu.

Ia juga berharap agar seluruh Kasatwil dapat terus berkoordinasi dengan pihak Basarnas, BMKG, dan pihak terkait lainnya dalam upaya mengantisipasi, dan mewaspadai potensi bencana alam.

Adapun potensi kerawanan keempat yaitu ancaman tindakan terorisme. Guna mengantisipasi potensi aksi terorisme tersebut, ditekankan kepada seluruh Kasatwil yang ada untuk terus meningkatkan kegiatan deteksi intelijen yang diimbangi dengan upaya penegakan hukum secara tegas melalui optimalisasi peran satgas anti teror.

"Disamping itu juga dilakukan pengamanan ditempat-tempat ibadah, pusat keramaian, mako Polri, dan keselamatan personel pengamanan harus menjadi perhatian," tambah dia.

Selain itu, juga perkuat pengamanan pada objek-objek tersebut, dan laksanakan pendampingan personel pengamanan oleh personel bersenjata.