Harga sembako naik di Sampit, Satgas Pangan diminta telusuri penyebabnya

id Harga sembako naik di Sampit Satgas Pangan diminta telusuri penyebabnya,Sembako,Lebaran

Harga sembako naik di Sampit, Satgas Pangan diminta telusuri penyebabnya

Sekretaris Daerah Kotim Halikinnor (tengah) saat mendampingi Bupati H Supian Hadi memantau harga sembako di Pusat Perbelanjaan Sampit menjelang Ramadhan. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Satuan Tugas Pengawasan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, diminta menelusuri penyebab kenaikan harga barang kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri 1439 H.

"Satgas Pangan yang terdiri dari Polres dan pemerintah kabupaten, kami minta turun memonitor, siapa tahu ada penimbunan barang dengan tujuan akan dijual dengan harga tinggi saat barang kosong," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Halikinnor di Sampit, Rabu.

Sejak beberap ahri menjelang Idul Fitri 1439 Hijriah, harga sejumlah kebutuhan pokok di Sampit mengalami kenaikan cukup tinggi. Masyarakatpun mulai mengeluhkan kenaikan tersebut.

Menurut Halikinnor, kenaikan harga sembako tidak terlepas dari berlakunya hukum ekonomi. Yakni, begitu permintaan meningkat dan ketersediaan barang berkurang maka harga akan naik.

Namun, Halikinnor berharap kenaikan harga barang saat ini menjadi perhatian Satuan Tugas Pengawasan Pangan. Penyebab kenaikan harga harus ditelusuri supaya pemerintah bisa mencari solusinya.

"Yang kami khawatirkan itu yakni jangan sampai ada spekulan yang menumpuk barang. Kalau kenaikan akibat pasokan terhambat karena gelombang besar atau karena angkutan banyak yang libur, kita bisa memahami. Tapi kalau akibat kecurangan, tentu itu tidak dibenarkan," kata Halikinnor.

Pemerintah daerah bersama pihak terkait secara rutin memantau harga kebutuhan pokok. Tujuannya agar bisa dilakukan langkah-langkah untuk mencegah harga melambung tinggi.

Pengawasan itu juga kaitannya dengan pengendalian inflasi di daerah. Sampit termasuk kota yang menjadi objek dalam penilaian inflasi Kalimantan Tengah secara umum setiap bulannya.

Sementara itu, Vivi, salah satu warga Sampit mengeluhkan kenaikan harga sejumlah kebutuhan. Kenaikan itu dirasa membebani karena saat ini tingkat konsumsi masyarakat, khususnya umat Islam, sedang tinggi karena untuk mempersiapkan perayaan lebaran.

"Harga ayam potong hari ini Rp50.000 dan daging Rp130.000, padahal saat normal harga ayam potong hanya Rp24.000 per kilogram. Harga barang lainnya sebagian juga naik. Harga naik justru ketika banyak yang perlu dibeli," kata Vivi.