Usai lebaran, harga kebutuhan di Sampit masih tinggi

id harga kebutuhan di Sampit masih tinggi,Lebaran,Sembako

Usai lebaran, harga kebutuhan di Sampit masih tinggi

Bupati Kotim H Supian Hadi memantau kondisi harga kebutuhan konsumsi menjelang bulan suci Ramadhan lalu. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Harga kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, masih tinggi pada Rabu atau H+5 Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah.

"Harga kebutuhan belum normal seperti sebelumnya. Meski ada beberapa yang harganya turun dibanding menjelang Lebaran, namun masih cukup tinggi dibanding kondisi normal," kata seorang warga Putri di Sampit, Rabu.

Pantauan di pusat perbelanjaan Mentaya, Pasar Subuh atau Mangkikit dan Pasar Keramat, suasana cukup ramai.

Aktivitas berangsur normal, karena sebagian besar pedagang sudah kembali berjualan seperti biasa.

Namun, masyarakat mengeluhkan harga barang yang umumnya masih tinggi.

Seperti di Pasar Keramat, harga cabai rawit dijual antara Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram, padahal biasanya hanya Rp40.000 per kilogram.

Lalu, bawang merah dan bawang putih dijual Rp34.000 per kilogram, turun dibanding sebelumnya Rp38.000 per kilogram.

Harga ikan juga masih tinggi seperti nila Rp38.000, gurami Rp60.000, patin Rp28.000, bandeng Rp30.000 dan lais Rp50.000 per kilogram.

Harga telur juga masih tinggi, yakni berkisar antara Rp46.000 hingga Rp50.000 per sak isi 20 butir, tergantung ukuran.

Ayam potong lengkap dengan kakinya dijual dengan harga Rp45.000, sedangkan tanpa kaki dijual Rp47.000 per kilogram. Sedangkan daging sapi dijual Rp140.000 per kilogram.

"Harga ayam mulai turun, meski belum seperti saat kondisi normal. Sebelum hari raya kemarin harga ayam Rp50.000, setelah hari raya dua hari sempat Rp70.000 per kilogram dan sekarang mulai turun. Daging sapi juga mulai turun," kata Niah, salah seorang pedagang.

Menurut dia, masih tingginya harga kebutuhan disebabkan pasokan barang yang belum normal.

Biasanya pasokan benar-benar normal mulai sepekan setelah Lebaran karena pasokan sangat tergantung dengan transportasi distribusi.

Terlebih untuk ayam potong, fluktuasi harga sangat tergantung pasokan dan stok. Hal itu disebabkan kebutuhan ayam di kabupaten ini sebagian dipenuhi melalui pasokan ayam dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ketergantungan pasokan itu membuat harga dengan cepat naik ketika pasokan berkurang dari biasanya.