Sampit (Antaranews Kalteng) - Rumah Sakit Umum Daerah dr Murjan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membutuhkan penambahan jumlah mesin cuci darah agar dapat melayani seluruh pasien penderita gagal ginjal.
"Dengan enam mesin cuci darah yang kami miliki saat ini, ada 35 pasien yang bisa dilayani dalam satu bulan. Di luar itu, masih ada lebih dari 15 pasien yang harus menjalani cuci darah di luar daerah seperti Banjarmasin, Kapuas dan Palangka Raya," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit, dr Yudha Herlambang di Sampit, Kamis.
Saat ini jumlah warga Kotawaringin Timur yang menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah rutin diperkirakan cukup banyak. Untuk itulah sejak akhir 2017 lalu, RSUD dr Murjani Sampit membuka layanan hemodialisa atau cuci darah.
Untuk melayani 35 pasien dalam sebulan, enam mesin cuci darah itu dioperasikan dua kali dalam sehari. Bahkan jika ada pasien darurat yang membutuhkan cuci darah untuk rawat inap, maka mesin dioperasikan hingga tiga kali dalam satu hari.
Saat ini rumah sakit tersebut terkendala keterbatasan ruang untuk pengoperasian mesin cuci darah. Manajemen rumah sakit sedang mengupayakan penambahan ruangan sehingga pada tahun 2020 nanti memiliki ruangan yang mampu menampung hingga 27 unit mesin cuci darah.
Jika sudah memiliki mesin sebanyak 27 unit maka rumah sakit itu bisa melayani sebanyak 150 pasien cuci darah dalam sebulan. Kalau itu terwujud, diharapkan bisa membantu penderita gagal ginjal, khususnya di Kotawaringin Timur, bahkan kabupaten tetangga agar tidak perlu lagi menjalani cuci darah di luar daerah.
Untuk penyediaan mesin cuci darah nantinya bisa dilakukan kerjasama dengan pihak swasta. Hal itu bisa lebih cepat direalisasikan dibanding rumah sakit harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli mesin cuci darah yang baru dalam jumlah banyak.
Harga satu unit mesin cuci darah seperti yang saat ini digunakan RSUD dr Murjani Sampit sekitar Rp250 juta. Namun nantinya rumah sakit akan lebih memilih bekerja sama dengan pihak lain dalam pengadaan mesin cuci darah.
"Mereka menyiapkan mesin, kita lakukan pembayaran sesuai perhitungan, selagi masih masuk hitungan bisnis bahan habis pakai. Cuci darah ini lebih pada servis. Beda tipis kalau membeli mesin sendiri, tapi kita tetap harus kontrak untuk pemeliharaan dan penjaminan mutunya. Kalau dengan kerja sama, mereka yang mengurus mesinnya," kata Yudha.
Gagal ginjal bisa diakibatkan penyakit seperti diabetes melitus atau kencing manis, hipertensi atau tekanan darah tinggi dan permasalahan ginjal lainnya. Gagal ginjal membuat fungsi ginjal harus digantikan mesin.
Saat ini penderita gagal ginjal di Kotawaringin Timur rata-rata menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu. Masyarakat diimbau menjalankan pola hidup sehat khususnya dalam hal pola makan agar terhindar dari berbagai penyakit termasuk gagal ginjal.
Berita Terkait
Himpun aspirasi masyarakat, Deddy Winarwan kunjungi semua desa di Barito Selatan
Selasa, 19 Maret 2024 7:19 Wib
Pj Bupati Murung Raya: Pasar Ramadan untuk semua umat beragama
Selasa, 12 Maret 2024 22:35 Wib
Meta hapus semua akun Oculus akhir Maret
Selasa, 5 Maret 2024 17:52 Wib
Pemkab Gumas: Semua pihak berperan besar sukseskan Pemilu 2024
Jumat, 1 Maret 2024 7:15 Wib
PJ Bupati Barut: Tidak semua usulan diakomodir dalam APBD
Rabu, 28 Februari 2024 7:14 Wib
Inggris dukung IKN sebagai Kota Dunia untuk Semua
Senin, 26 Februari 2024 18:22 Wib
Penolakan rencana KUA sebagai tempat pencatatan pernikahan bagi semua agama
Senin, 26 Februari 2024 15:24 Wib
Airlangga Hartarto sebut Jokowi milik semua partai
Senin, 26 Februari 2024 14:37 Wib