Barito Utara latih warga diversifikasi anyaman rotan

id Anyaman Rotan,barito utara,barut,desa wilayah Kecamatan Gunung Purei,Barito Utara latih warga diversifikasi anyaman rotan

Barito Utara latih warga diversifikasi anyaman rotan

Warga mengikuti pelatihan diversifikasi anyaman rotan di Desa Tambaba Kecamatan Gunung Purei. (Ist)

Kegiatan ini untuk meningkatkan teknik, metode, keterampilan dan pengetahuan tentang kerajinan rotan bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas produk rotan yang bersaing di pasar lokal, nasional dan internasional
Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Barito Hulu Unit V Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggelar pelatihan diversifikasi produk kerajinan anyaman rotan untuk warga beberapa desa wilayah Kecamatan Gunung Purei.

"Kegiatan ini untuk meningkatkan teknik, metode, keterampilan dan pengetahuan tentang kerajinan rotan bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas produk rotan yang bersaing di pasar lokal, nasional dan internasional," kata Kepala KPHP Barito Hulu Unit V Kabupaten Barito Utara, Rudy Chandra Utama di Muara Teweh, Jumat.

Pelatihan untuk warga desa-desa sentra kerajinan rotan ini dilakukan bekerja sama dengan WWF Indonesia Perwakilan Palangka Raya.

Para pelatih atau mentor berpengalaman puluhan tahun di bisnis anyaman rotan didatangkan dari Palangka Raya yaitu Ramince dan Nurhayati.

Para peserta pelatihan berasal dari warga Desa Tambaba, Baok, Muara Mea, Berong dan Payang yang merupakan sentra kerajinan rotan khas Barito Utara.

"Diharapkan pelatihan ini dapat memotivasi masyarakat agar bisa mengorganisir atau memanajemen usahanya secara profesional. Serta membangun jaringan bisnis pada sektor kerajinan rotan di tingkat nasional dan mancanegara," katanya.

Rudy mengatakan kegiatan ini bukan hanya sekali ini saja namun pihaknya bersama-sama dengan masyarakat akan membuat atau menyusun program dalam bentuk `Road Map` dan `Road Show` pengembangan produk anyaman rotan ini sehingga kedepan Kecamatan Gunung Purei menjadi sentra kerajinan khas Barito Utara yang dipadukan dengan ekowisatanya.

Materi pelatihan kemarin fokusnya bukan mengajar masyarakat cara menganyam tetapi lebih fokus memodifikasi anyaman tersebut menjadi bernilai ekonomi dan diterima oleh pasar.

"Masyarakat diajarkan membuat beragam model tas, dompet dan sumping yang umum dibeli oleh konsumen. Apalagi ciri khas anyaman Gunung Purei diakui lebih bagus, halus dan berkarakter tinggal memodifikasi yg perlu dilatih serta jaringan pasar," ujarnya.