DPRD Bartim minta DLH tuntaskan masalah sampah Pasar Beringin

id dprd bartim,pasar beringin, sampah pasar

DPRD Bartim minta DLH tuntaskan masalah sampah Pasar Beringin

Sampah menumpuk di Pasar Beringan Ampah jadi perhatian DPRD Bartim. DLH setempat diminta menuntaskan masalah lama itu. (Foto Jurnalis Warga)

Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah meminta instansi teknis yang menangani sampah dengan tuntas di Pasar Beringin Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah.

Wakil Ketua I DPRD Bartim, Ariantho S Muller, Jumat mengatakan, instansi teknis dimaksud yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. 

"Saya berharap DLH bisa menangani secara tuntas karena masalah ini sudah lama. Apa penyebabnya, cari tahu dan kami siap mendukung program DLH agar masalah sampah itu bisa tuntas," kata Ariantho.

Menurut politisi PKPI itu, jika masalahnya ada kekurangan personel maka DPRD melalui tugas dan fungsinya akan mendukung budgeting anggaran untuk penambahan personil kebersihan.

Jika sarana yang jadi problem atau kendalanya, maka Legislatif tentu mendukung penganggaran untuk pengadaan sarana dimaksud.

Ariantho optimis permasalahan sampah bisa selesai. Namun harus ada program dan kerja keras yang dilaksanakan terlebih dahulu.

Selain meminta instansi teknis atau DLH Bartim Ariantho juga meminta warga Kecamatan Dusun Tengah, khususnya warga Kelurahan Ampah kota untuk tertib dalam membuang sampah.

Permasalahan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) di Pasar Beringin Ampah, Kecamatan Dusun Tengah menjadi sorotan banyak pihak. Tidak jauh dari lokasi TPS juga terdapat pelaku usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) menjual makanan dan goreng-gorengan.

Petugas kebersihan di Pasar Beringin Ampah, Saprudin (40) mengatakan, kurang maksimalnya pengelolaan sampah diakibatkan minimnya personil. Saat ini ada 12 petugas kebersihan yang tugasnya dibagi dua waktu, pagi dan sore.

"Saat ini ada 12 orang personel. Enam orang pagi dan enam orang bertugas sore hari. Kalau hanya enam orang, kami kewalahan menangani sampai yang cukup banyak setiap harinya," katanya.

Selain itu, sarana yang digunakan hanya satu, sehingga dalam penggunaannya kurang maksimal. 

"Penambahan personel dan penambahan sarana bisa menjadi solusinya," demikian Saprudian.