Begini tanggapan warga tentang pemindahan bongkar muat barang Pelabuhan Sampit

id Begini tanggapan warga tentang pemindahan bongkar muat barang Pelabuhan Sampit,Bupati Kotim,Supian Hadi,Pelindo III

Begini tanggapan warga tentang pemindahan bongkar muat barang Pelabuhan Sampit

Sebuah truk fuso ambles di Jalan S Parman, Sabtu (7/7/2018) pagi. Peristiwa ini sudah kerap terjadi. Truk-truk besar masih melintas di jalan dalam Kota Sampit untuk bongkar-muat barang di Terminal Sampit Pelabuhan Sampit. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Permintaan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, agar aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Sampit dipindahkan dari Sampit ke Bagendang, mendapat sambutan positif dari masyarakat.

"Kalau dulu, mungkin tidak masalah bongkar muat barang di Sampit. Namun dengan tingkat kepadatan lalu lintas Sampit sekarang ini, saya rasa sudah tidak layak bagi bagi angkutan-angkutan besar melintas di dalam kota," kata Wahyu, warga Sampit, Sabtu.

Pelabuhan Sampit yang dikelola PT Pelindo III memiliki dua terminal yakni terminal khusus peti kemas yang terletak di Bagendang Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan terminal Sampit yang terletak di Sampit yang melayani bongkar muat barang dan penumpang.

Kendaraan-kendaraan besar dan berat yang hendak keluar maupun masuk ke Terminal Sampit Pelabuhan Sampit, hingga saat ini masih harus melintasi jalan dalam kota yaitu Jalan S Parman maupun Jalan Pemuda. Sebelum mencapai terminal, kendaraan-kendaraan tersebut melintasi kawasan Taman Kota Sampit yang merupakan salah satu tempat keramaian di kota ini.

Tingginya aktivitas kendaraan besar dan berat tersebut dinilai berkontribusi terhadap laju kerusakan jalan dalam kota yang dilintasi. Kemampuan jalan hanya 8 ton muatan sumbu terberat, sedangkan kendaraan dari atau menuju Terminal Sampit Pelabuhan Sampit bisa mencapai belasan ton.

Sudah beberapa kali angkutan berat ambles akibat jalan tidak mampu menahan beban muatan. Akibatnya, jalan menjadi rusak dan harus diperbaiki.

Lalu lintas kendaraan besar di tengah kota juga dinilai rawan kecelakaan karena aktivitas masyarakat juga sangat tinggi. Karena itulah angkutan besar maupun alat berat dinilai sudah tidak semestinya lagi melintas di jalan dalam kota.

"Di mana-mana itu yang namanya angkutan besar atau berat dari pelabuhan, tidak lagi melintasi kawasan dalam kota seperti kita di sini. Saya rasa sudah tepat saja pemerintah daerah meminta bongkar muat kendaraan barang dipindah ke Bagendang karena di sana jauh lebih representatif. Kalau cuma untuk pelabuhan penumpang, di sini saya rasa masih memungkinkan," kata Wati, warga lainnya.

Bupati H Supian Hadi mengatakan, pihaknya sudah menyurati PT Pelindo III untuk mempercepat pemindahan aktivitas bongkar muat ke Terminal Bagendang Pelabuhan Sampit. Tujuan pemindahan ini untuk kepentingan masyarakat luas.

"Banyak pertimbangannya, seperti faktor keamanan, keselamatan lalu lintas, penataan kota serta program pariwisata. Kami ingin kawasan bantaran sungai itu nanti dikhususkan untuk kawasan wisata," kata Supian.

Supian mengatakan, dengan masih hilir mudiknya angkutan berat dari dan menuju Terminal Sampit Pelabuhan Sampit, beberapa program penataan kota belum bisa dilaksanakan. Salah satunya adalah rencana membangun gapura di kawasan Taman Kota dan titik lainnya karena dikhawatirkan akan tertabrak angkutan yang keluar atau masuk dari Terminal Sampit Pelabuhan Sampit.

Supian memahami jika PT Pelindo III membutuhkan waktu untuk persiapan, namun dia berharap pemindahan itu bisa segera dilakukan karena sudah disampaikan cukup lama. Pemerintah daerah juga sedang mengkaji beberapa hal terkait opsi rencana menggunakan Darmaga Pelangsian untuk tujuan relokasi itu jika Pelindo III belum juga melaksanakannya.