Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Harga tandan buah segar kelapa sawit di perusahaan perkebunan swasta PT Antang Ganda Utama Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kembali anjlok menjadi Rp1.411/kg dari sebelumnya Rp1.504/kg.
"Turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani plasma kembali terpukul setelah dalam tiga bulan terakhir harga terus anjlok," kata Tomy, seorang petani plasma kelapa sawit di Desa Tawan Jaya Kecamatan Teweh Selatan, Jumat.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun plasma 3.600 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan Juli turun lagi yakni Rp1.411 atau turun Rp93 dari harga Juni 2018 sebesar Rp1.504/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya pada Jumat (13/7).
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 83,71 persen atau turun dibanding dengan periode sebelumnya 84,88 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) turun dari sebelumnya Rp4.588 menjadi Rp4.4.105/kg dan harga jual CPO di pasar dalam negeri juga turun dari Rp7.317 menjadi Rp7.099/kg.
"Turunnya harga TBS ini disebabkan anjloknya harga harga CPO dan kernel," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
Sementara seorang petani kelapa sawit mandiri di Desa Sabuh Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah mengatakan pihaknya menjual TBS untuk sementara kepada pengumpul yang datang ke lokasi atau kebun juga anjlok yakni bulan lalu dengan harga Rp1.000 per Kg, kini hanya Rp850/Kg.
"Untuk sementara saya masih menjual TBS di lokasi dengan harga murah karena hasil sekali panen hanya sekitar tiga ton, kecuali kalau hasil produksinya besar baru menjual ke perusahaan," katanya.
Para petani mandiri di daerah ini, kata dia, menjual ke perusahaan lain di luar PT AGU yakni perusahaan kelapa sawit dalam wilayah Barito Utara berbeda dengan petani plasmanya yang wajib menjual ke perusahaan tersebut.
"Pertimbangan kami menjual ke perusahaan lain karena informasinya harga lebih baik dibanding dari PT AGU, selain itu kalau di AGU ada potongan harga dan pembayaran lambat," ujarnya.
Berita Terkait
Polres Kotim ringkus tujuh tersangka penjarahan sawit di Mentaya Hulu
Senin, 15 April 2024 19:56 Wib
Pemprov Kalteng optimalkan pemanfaatan DBH Sawit untuk pembangunan daerah
Senin, 1 April 2024 18:28 Wib
Bupati Kotim minta aparat tertibkan penjarahan sawit di Mentaya Hulu
Sabtu, 30 Maret 2024 5:29 Wib
Mediasi sengketa sawit, Bupati Kotim minta jangan ada tindakan anarkis
Rabu, 27 Maret 2024 5:23 Wib
GPPI: Sebagian perusahaan perkebunan berikan THR lebih awal
Rabu, 20 Maret 2024 22:20 Wib
Luhut Binsar kejar Rp172 triliun potensi inefisiensi sawit bisa ditarik
Kamis, 7 Maret 2024 17:45 Wib
Legislator Gunung Mas berharap kebun plasma mampu tingkatkan kesejahteraan petani
Rabu, 28 Februari 2024 11:38 Wib
Regulasi jadi kendala peremajaan sawit belum tercapai, kata Airlangga
Selasa, 27 Februari 2024 15:41 Wib