Seribuan penari bertopeng akan ramaikan festival 'Babukung' di Lamandau

id festival babukung lamandau,pemkab lamandau,tari topeng lamandau

Seribuan penari bertopeng akan ramaikan festival 'Babukung' di Lamandau

ilustrasi Tarian topeng dengan motif Bukung Hantu saat tampil pada Festival Babukung yang dilaksanakan pada tahun 2016, di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau. (Foto dokumen Antara Kalteng)

tari babukung ini sebenarnya ritual pemakaman suku Dayak Tomun. Di mana sejumlah orang menari-nari menggunakan berbagai macam jenis topeng, disaat akan memakamkan jenasah orang bersuku Dayak Tomun.
Nanga Bulik (Antaranews Kalteng) - Seribu penari bertopeng dari 88 Desa di Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, rencananya akan meramaikan festival 'Babukung' yang kembali digelar pada tanggal 17 hingga 19 Juli 2018.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau, Frans Effendi, di Nanga Bulik, Jumat, mengatakan, festival 'Babukung' ini menampilkan tarian babukung atau topeng dan eksebisi seni budaya Suku Dayak yang ada di wilayah ini.

"Festival ini juga akan diisi pameran berbagai aneka kerajinan produk lokal dan perkembangan seni budaya di Kabupaten Lamandau, worshop ukiran yang langsung menghadirkan Tim Ahli Ukir, dan lomba fotografi," ucap Frans. 

Festival 'Babukung' yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 ini, merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Lamandau melestarikan memperkenalkan tarian babukung atau topeng. Sebab, tarian babukung ciri khas suku Dayak yang ada di Kabupaten Lamandau.

Frans mengatakan tari babukung ini sebenarnya ritual pemakaman suku Dayak Tomun. Di mana sejumlah orang menari-nari menggunakan berbagai macam jenis topeng, disaat akan memakamkan jenasah orang bersuku Dayak Tomun.

"Ketika tarian babukung ditampilkan secara terbuka tahun 2015, ternyata mampu menarik perhatian masyarakat Kabupaten Lamandau, dan wisatawan domestik serta mancanegara," kata dia.

Bahkan, lanjut dia, ditampilkan secara terbuka untuk pertama kali tersebut pun langsung tercatat dalam rekor museum republik Indonesia (Muri). Hal itu dikarenakan tari babukung diikuti 1.000 penari yang menggunakan topeng.

Penanggungjawab festival 'Babukung' ini mengatakan, saat ini masyarakat Kabupaten Lamandau memiliki kebanggaan akan Babukung. Padahal tarian ini awalnya hanya dilakukan sebagai bagian dari ritual pemakaman suku Dayak Tomun.

"Kini tarian Babukung telah berkembang menjadi tarian pertunjukan yang dapat dinikmati keunikannya oleh masyarakat luas," demikian Frans.