Pantas saja durian khas Kotim makin diburu, ternyata ini alasannya

id Pantas saja durian khas Kotim makin diburu, ternyata ini alasannya,Durian sampit,Dinas Pertanian,Faisal Novendra Cahyanto,Dadang H Syamsu

Pantas saja durian khas Kotim makin diburu, ternyata ini alasannya

Anggota DPRD Kotim Dadang H Syamsu dan Kepala Dinas Kesehatan Kotim dr Faisal Novendra Cahyanto menunjukkan dua jenis durian khas Kotim, Sabtu (14/7/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Kelezatan berbagai jenis durian lokal Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin dikenal masyarakat luas, sehingga makin diburu penyuka durian.

"Banyak kawan dari luar daerah sudah merasakan dan mengakui kelezatan durian lokal Kotawaringin Timur. Setelah diinventarisasi, ternyata di daerah ini banyak durian lokal yang sangat lezat," kata anggota Komunitas Pecinta Durian, dr Faisal Novendra Cahyanto  di Sampit, Sabtu.

Di Kotawaringin Timur terdapat berbagai jenis durian lokal yang lezat dan sudah ada sejak lama. Variannya cukup banyak, di antaranya, durian gundul, bangkoi, kenceng, waluh, otak udang, mentega, rimbang, gantang, guling, dan rasau.

Sebaran daerah penghasil durian di antaranya di Kecamatan Baamang, Seranau, Cempaga, Cempaga Hulu, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Kecamatan Baamang menjadi daerah yang memiliki pohon durian dengan varian terbanyak, khususnya di Kelurahan Tanah Mas.

Faisal yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, mengaku sudah mencoba rasa durian dari berbagai daerah, bahkan durian jenis musang king dari Malaysia yang harganya bisa mencapai Rp1 juta per buah.

Menurutnya, durian lokal Kotawaringin Timur memiliki rasa lezat yang khas sehingga berpotensi besar untuk dikembangkan.

Potensi itu pulalah yang membuat komunitas mereka gencar membantu Dinas Pertanian dan petani untuk terus mengembangkan durian lokal. Saat ini ada tiga jenis durian yang didaftarkan kepada pemerintah pusat untuk ditetapkan sebagai bibit unggul nasional.

"Jenis durian yang didaftarkan itu adalah jenis durian gantang, rimbang dan satu lagi belum diberi nama, tapi tampilannya seperti durian otak udang. Keunggulan durian itu ditinjau dari aroma, warna, tekstur dan rasa. Selain itu, durian di sini adalah durian jatuh dari pohon, bukan dipetik, sehingga rasanya sangat lezat," kata Faisal.

Ada satu lagi jenis durian yang akan didaftarkan yaitu jenis durian bangkoi. Pemberian nama itu karena jenis durian ini sering diincar binatang bangkoi atau kera lantaran ternyata rasanya juga memang lezat.

Pecinta durian menyarankan bagi warga yang ingin mencoba berbagai jenis durian, untuk menikmati durian jenis lain terlebih dulu, baru menikmati durian bangkoi. Lezat dan kuatnya rasa durian bangkoi diakui mendominasi jika disantap bersamaan dengan durian jenis lain.?

Ada pula pecinta durian yang meyakini jenis durian bangkoi memberi sensasi berbeda. Saat mengonsumsi, rasanya yang seolah membuat kepala sedikit pusing, namun beberapa saat kemudian hilang.

Faisal optimistis Kotawaringin Timur bisa menjadi daerah primadona baru bagi pecinta kelezatan durian.

Jika masyarakat dibantu melakukan intensifikasi seperti dengan memupuk, membuat saluran irigasi serta merawat dengan baik, Faisal yakin kualitas durian lokal Kotawaringin Timur makin meningkat, baik dari rasa maupun ukuran.

Sementara itu, anggota DPRD Kotawaringin Timur, Dadang H Syamsu meminta Dinas Pertanian lebih serius mendukung pengembangan durian. Dia yakin komoditas ini mampu membawa dampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Sekarang saja pembeli yang datang tidak lagi terlalu mempermasalahkan harga karena mereka sudah tahu kualitas dan kelezatan durian lokal Kotawaringin Timur. Kalau ini terus dikembangkan, apalagi dijadikan sentra dan wisata durian, maka petani durian akan makmur," kata Dadang.

Pria yang juga terkenal penyuka durian ini menyebut, saat ini petani durian umumnya masih melakukan cara tradisional. Dinas Pertanian diminta membantu dengan melakukan intensifikasi dan pemanfaatan teknologi sehingga hasil durian makin meningkat dalam hal jumlah dan kualitas.

Delmi atau Kai Odel dan Musthofa atau Topan selaku pemilik kebun durian, mengakui selama ini petani umumnya belum merawat pohon durian dengan baik. Durian dibiarkan tumbuh di hutan dan baru dibersihkan ketika mulai panen.

"Kami berterima kasih kepada komunitas pecinta durian dan Dinas Pertanian yang memberi perhatian. Mudah-mudahan ini membuat durian Kotawaringin Timur makin diminati sehingga petani kembali bersemangat," harap Kai Odel.

Saat ini durian dari luar daerah juga banyak masuk ke Kotawaringin Timur, di antaranya, dari Kalimantan Barat. Namun masyarakat lebih memilih durian lokal karena rasanya lezat. Bahkan banyak yang langsung datang membeli dan menyantapnya di kebun karena ingin merasakan suasana berbeda.