Pemkab Kotim tetapkan status siaga darurat kebakaran lahan

id Pemkab Kotim tetapkan status siaga darurat kebakaran lahan,Karhutla,BPBD

Pemkab Kotim tetapkan status siaga darurat kebakaran lahan

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Muhammad Yusuf memimpin rapat koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, Senin (16/7/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menetapkan daerahnya dalam kondisi status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan karena kebakaran lahan semakin meluas.

"Ada dua pertimbangan sehingga ditetapkan status siaga darurat, yaitu kebakaran lahan yang memang mulai marak di Kotawaringin Timur serta penyelenggaraan Asian Games 2018, sehingga mengharuskan mengantisipasi kebakaran ini sedini mungkin," kata Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf, di Sampit, Senin.

Penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan itu merupakan hasil rapat Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.

Status ini ditetapkan selama empat bulan hingga 18 November 2018.

Patroli akan diperbanyak serta mengefektifkan pemadaman dini agar kebakaran hutan dan lahan tidak meluas.

Selain itu, dilaksanakan berbagai kegiatan seperti penyadartahuan, anjang sana dan lainnya untuk menggugah kepedulian masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Untuk memudahkan operasional, Posko Induk didirikan di Markas Kodim 1015 Sampit, sedangkan Posko Lapangan didirikan di halaman Museum Kayu. Tim patroli bertugas penuh selama 24 jam dengan tiga kali pergantian kelompok jaga setiap harinya.

Pemkab Kotawaringin Timur juga membentuk kelompok Masyarakat Peduli Api di 17 kecamatan yang ada di kabupaten ini. Dengan begitu kebakaran hutan dan lahan di seluruh desa bisa terpantau dan dikendalikan.

"Sejak Januari sampai pertengahan Juli 2018 sudah terjadi 29 kali kejadian kebakaran lahan. Selama Juli 2018 sudah ada delapan kali. Bahkan hari ini pun masih dilakukan pemadaman kebakaran di desa Eka Bahurui," ujar Yusuf.

Dia menambahkan, hasil evaluasi menunjukkan ada 50 desa rawan kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di 17 kecamatan. Desa-desa tersebut menjadi prioritas patroli setiap harinya.