Ini penyebab harga telur di Barsel alami kenaikan

id telur,barsel,buntok,harga telur,harga naik

Ini penyebab harga telur di Barsel alami kenaikan

Pedagang Telur (Foto Antara Kalteng/Rini Andriani)

Buntok (Antaranews Kalteng) - Harga telur di kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, dalam dua minggu terakhir ini mengalami kenaikan.

"Naiknya harga telur ini karena stok pada distributor yang ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah berkurang, dan belum ada pasokan," kata salah seorang pedagang di Plaza Beringin Buntok, Fahrurazikin, di Buntok, Senin.

Kemungkinan, lanjut dia, untuk harga telur ini akan terus mengalami kenaikan, mengingat stok pada distributor dalam beberapa hari kedepan bisa mengalami kekosongan.

Ia menjelaskan, untuk harga telur ayam ras saat ini mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp1.600 hingga Rp1.700, sudah naik menjadi Rp2 ribu perbutirnya.

Untuk harga telur itik yang sebelumnya dijual Rp2.500 sudah naik menjadi Rp2.700 perbutirnya, dan telur ayam kampung dari Rp2 ribu menjadi Rp2.500 perbutirnya.

"Harga telur puyuh juga mengalami kenaikan dari Rp350 menjadi Rp400 perbutirnya," ucap Fahrurazikin.

Sedangkan harga beras masih normal, dan tidak ada mengalami kenaikan, seperti beras banjar Rp180 per gantang atau per 15 kilogramnya, beras mayang top, Rp220 ribu per 15 kilogramnya.

Untuk harga beras unus mutiara Rp200 ribu/15 kilogramnya, beras siam mutiara Rp180 ribu/15 kilogram, dan beras siam lantik Rp160 ribu/kilogramnya.

Berdasarkan data dari dinas perdagangan, koperasi, dan UKM Barito Selatan, harga kebutuhan pokok sudah mulai stabil, dan ada sebagian saja yang harganya masih belum normal.

"Seperti harga bawang merah Bima mengalami penurunan dari Rp38 ribu menjadi Rp30 ribu/kilogramnya. Harga bawang merah biasa juga mengalami penurunan dari Rp32 ribu menjadi Rp28 ribu/kilogramnya," kata Kabid perdagangan, pada Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Barito Selatan, Junaidi.

Demikian halnya dengan harga bawang putih, lanjut dia, juga turun dari Rp32 ribu menjadi Rp25 ribu/kilogramnya.

Harga gula kemasan lanjut dia, sudah normal Rp15 ribu/kilogramnya, dan harga gula pasir lokal Rp12 ribu/kilogramnya, begitu halnya harga tepung juga sudah stabil.

Ia menambahkan, harga jenis cabe masih ada yang naik, bahkan sudah ada yang turun, seperti cabe keriting mengalami penurunan dari Rp50 ribu menjadi Rp40 ribu/kilogramnya, cabe biasa dari Rp45 ribu menjadi Rp35 ribu, dan cabe kering bertahan Rp90 ribu/kilogramnya.

"Untuk harga cabe rawit naik dari Rp45 ribu menjadi Rp50 ribu, cabe tiung dari Rp50 ribu menjadi Rp60 ribu, dan cabe taji turun dari Rp55 ribu menjadi Rp45 ribu/kilogramnya," ujar Junaidi.

Sedangkan harga daging ayam masih belum stabil, meskipun demikian harganya sudah mengalami penurunan dari Rp50 ribu turun menjadi Rp45 ribu/kilogramnya.

Menurut dia, pihaknya akan terus melakukan pemantauan, dan pergerakan harga tersebut dipasaran, dan dalam setiap minggunya laporan harganya akan disampaikan ke pihak Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.