Festival Babukung hanya ada di Lamandau dan Afrika, kata Deputi Kemenpar [VIDEO]

id kabupaten lamandau,festival babukung lamandau,tari topeng lamandau,orang menari menggunakan topeng,kalimantan tengah

Festival Babukung hanya ada di Lamandau dan Afrika, kata Deputi Kemenpar [VIDEO]

Beberapa peserta festival Babukung tahun 2018 tampak mengikuti pembukaan, di stadion Hinang Golloa Nanga Bulik, Selasa (17/7). (Foto Antara Kalteng/Fuad Siddiq)

Festival Babukung itu sangat menarik, unik dan eksotis. Saya yakin, jika festival Babukung ini jadi event tahunan dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara yang sangat banyak
Nanga Bulik (Antaranews Kalteng) - Kementerian Pariwisata Republik Indonesia meminta Pemerintah Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah menjadikan festival Babukung atau tari topeng event tahunan.

Festival Babukung ini merupakan salah satu kearifal lokal sekaligus budaya yang hanya dimiliki masyarakat Suku Dayak Tomun, kata Asisten deputi regional II Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Sumarni,  saat menghadiri pembukaan festival Babukung di Nanga Bulik, Selasa.

"Acara menari menggunakan topeng dengan jumlah peserta yang sangat banyak hanya dilaksanakan di dua negara, yakni di Kabupaten Lamandau Negara Indonesia, dan Afrika. Jadi, kami berharap Festival Babukung ini bisa menjadi event tahunan," tambahnya.

Sebenarnya Festival Babukung diangkat dari proses ritual kematian suku Dayak Tomun. Di Suku itu, apabila seseorang meninggal dunia, maka keluarga dan kerabat dekat maupun jauh menari-nari menggunakan topeng. Saat menari-nari, orang-orang juga sembari membawa barang-barang untuk membantu keluarga yang meninggal dunia tersebut. 

Proses ritual menari-nari atau babukung tersebut tersirat keunikan khas yang belum banyak dikenal, sekaligus menunjukkan nilai kekeluargaan dan gotong royong. Hal ini lah yang mendasari Pemkab Lamandau menggelar festival Babukung untuk pertama kali di tahun 2014. Setelah digelar, ternyata respon masyarakat Lamandau sangat bagus terhadap festival babukung. 

"Festival Babukung itu sangat menarik, unik dan eksotis. Saya yakin, jika festival Babukung ini jadi event tahunan dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara yang sangat banyak," kata Sumarni.

Asisten di Kemenpar ini pun berharap pelaksanaan festival Babukung tahun 2018 dapat berlangsung dengan lancar dan sukses. Keberadaan festival ini dapat menjadi media yang efektif dalam mempromosikan destinasi pariwisata di Kabupaten Lamandau dan Provinsi Kalteng .

"Festival ini pun harapannya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta dapat menciptakan nilai transaksi ekonomi yang mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat," kata Sumarni.

Pantauan di lapangan, festival Babukung tahun 2018 diikuti delapan Kecamatan dan 88 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Lamandau. Tiap desa nantinya akan menampilkan Luha atau topeng dengan berbagai macam jenis, dan dipusatkan di stadion Hinang Golloa Nanga Bulik. 

Pembukaan festival ini pun dipimpin langsung Bupati Lamandau Marukan, dan turut dihadiri Bakil Bupati Lamandau, Ketua DPRD Lamandau, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalteng, seluruh kepala SOPD dan FKPD, tokoh masyarakat, agama adat, beserta tamu undangan lainnya.