'I love Kutak Itah' ajak pemuda lestarikan bahasa Dayak Ngaju

id dayak ngaju,bahasa daerah,i love kutak itah

'I love Kutak Itah' ajak pemuda lestarikan bahasa Dayak Ngaju

Talk show Mahaga Basa Dayak Ngaju yang dilaksanakan di Palangka Raya, Sabtu (21/7/18). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Pendiri komunitas "I love Kutak Itah", Abbey Pantar Kurnia mengajak para pemuda di Kota Palangka Raya khususnya dan di Provinsi Kalimantan Tengah turut serta melestarikan penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Suku Dayak Ngaju.

"Saat ini kita melihat kebanggaan para pemuda dalam menggunakan bahasa Dayak khususnya Dayak Ngaju dalam kehidupan dan percakapan  non formal sangat berkurang. Maka dari itu saya tergugah mendirikan komunitas I love Kutak Itah untuk membangun kembali rasa kebanggaan penggunaan bahasa daerah terutama di kalangan pemuda," kata Abbey di Palangka Raya, Sabtu.

Menurut dia, semakin lunturnya rasa bangga terhadap bahasa daerah tersebut terjadi karen beberapa sebab. Pertama, munculnya pandangan yang menyatakan seseorang yang bertutur menggunakan berbahasa daerah dianggap kurang keren.

Kemudian karena adanya perkawinan lintas suku sehingga orang tua cenderung tak mengajarkan bahasa daerah kepada anaknya dan memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari.

"Untuk itu, melalui `talk show` Mahaga Basa Dayak Mgaju atau menjaga bahasa Dayak Ngaju ini, kami ingin kembali menyosialisasikan dan menumbuhkan kebanggan anak muda untuk berbahasa daerah terutama bahasa Dayak Ngaju," kata Abbey disela acara "talk show" bertema meningkatkan kecintaan terhadap bahasa Dayak Ngaju di tengah arus modernisasi mas kini.

Acara yang dihadiri para pemud di Kota Palangka Raya ini menghadirkan sejumlah narasumber yakni dari kalangan akdemisi dan peneliti bahasa.

Anthony Suryanyahu, pemateri dari kalangan peneliti bahasa mengatakan dalam upaya melestarikan, membina, melindungi bahasa daerah pemerintah wajib hadir di dalam upaya tersebut.

Pemerintah juga diminta menyiapkan akademisi yang mampu mencetak tenaga pendidik muatan lokal bahasa daerah dengan melakukan ikatan dinas bagi calon mahasiswa yang kelak di tempatkan di sekolah dasar dan sekolah menengah.

"Namun yang tak kalah penting, generasi muda harus mampu menjadikan bahasa daerahnya sebagai tren dan jejaring agar pemakaian bahasa daerah lebih masif," katanya.

Selain itu, menurut dia juga diperlukan upaya dalam membangun kesadaran kepemilikan bahasa daerah bagi keluarga baru untuk mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak di dalam rumah tangga dan lingkungan sosial.