Dinas Peternakan akui kenaikan harga daging ayam sudah tidak wajar

id Kalimantan Tengah,Dinas TPHP Kalteng,harga daging ayam di Palangka Raya,kabid yang mengurus ayam kalteng

Dinas Peternakan akui kenaikan harga daging ayam sudah tidak wajar

Ilustrasi. (Foto Antara Kalteng/Bayu Ilmiawan)

Harga pakan ayam memang ada kenaikan dari Rp335 ribu hingga Rp336 ribu per 50 kg, sekarang jadi Rp350 ribu sampai Rp360 ribu. Tapi, wajarnya harga ayam sekitar Rp42 ribu hingga Rp44 ribu per kg, dan itu petani sudah mendapat untung
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah menilai kenaikan harga daging ayam ras yang mencapai Rp50 ribu per kg sudah tak wajar dan harus segera diantisipasi.

Ketidakwajaran tersebut terlihat dari jumlah produksi ayam ras dan besaran kenaikan harga pakan, kata Kabit Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas TPHP Kalteng, Faturrahman di Palangka Raya, Selasa (24/7/18).

"Harga pakan ayam memang ada kenaikan dari Rp335 ribu hingga Rp336 ribu per 50 kg, sekarang jadi Rp350 ribu sampai Rp360 ribu. Tapi, wajarnya harga ayam sekitar Rp42 ribu hingga Rp44 ribu per kg, dan itu petani sudah mendapat untung," ucapnya.

Wajarnya harga daging ayam Rp44 ribu per kg tersebut setelah menghitung harga di kandang hanya sekitar Rp28 ribu, ditambah penyusutan bulu ayam setelah dibersihkan sekitar Rp6 ribu, dan pihak pengecer mengambil keuntungan sekitar Rp8 ribu.

Faturrahman mengatakan, kondisi yang terjadi di pasaran harga daging ayam ras per kg sudah mencapai Rp50 ribu. Menyikapi hal tersebut, Dinas TPHP ?berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda Kalteng untuk bersama-sama menstabilkan harga daging ayam tersebut.

"Kenaikan itu memang ada juga indikasi persaingan usaha, dan pasokan daging ayam dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sampai sekarang ini masih kosong pasca libur Lebaran. Peternak daging ayam kan ikut libur juga, jadinya stok sempat kosong," kata dia.

Selain daging ayam ras, harga telur dalam sepekan ini juga mengalami kenaikan. Kenaikan itu karena gelombang agak tinggi, sehingga pasokan telur dari Surabaya mengalami gangguan ke Provinsi Kalteng.

"Apalagi di Palangka Raya, hanya ada tiga peternak besar untuk ayam petelur, sehingga dinilai belum bisa memenuhi kebutuhan telur didaerah ini. Sementara harga telur tersebut yang sebelumnya per tabaknya sekitar Rp36 ribu hingga Rp38 ribu, namun sekarang sampai Rp50 ribu Rp52," demikian Faturrahman.