Muara Teweh alami 5.854 sambaran petir

id sambar petir,muara teweh,bmkg,5.854 kali sambaran petir

Muara Teweh alami 5.854 sambaran petir

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Barito Utara Sunardi mencatat pada alat deteksi sambaran petir yang melanda Muara Teweh pada Kamis dinihari. (Istimewa)

Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Sebanyak 5.854 kali sambaran petir melanda wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, ketika terjadi hujan ringan pada Kamis (26/7) pukul 01.05 sampai jam 4.10 WIB pagi.

"Puncak sambaran petir terjadi pada Kamis dinihari sekitar pukul 01.53 WIB hanya sekitar dua kali sambaran petir," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Barito Utara Juli Budi Kisworo melalui Kepala Kelompok Teknisi BMKG, Sunardi di Muara Teweh, Kamis.

Hal itu berdasarkan rekaman alat deteksi sambaran petir (Lightning Detector) yang dimiliki BMKG Muara Teweh saat terjadi hujan dengan intesitas ringan dan angin sedang pada Kamis dinihari.

"Hujannya hanya 9,2 milimeter atau intensitas ringan, namun angin terbanyak kearah timur tidak kencang hanya sekitar tujuh kilometer per jam, namun petirnya yang kuat," katanya.

Puncak sambaran petir berada di kawasan Timur Laut yakni di wilayah Kecamatan Teweh Baru.

"Kami belum menerima laporan apakah rentetan sambaran petir yang terjadi pada Kamis dinihari itu berdampak merusak atau tidak," jelas dia.

Sambaran petir ini, katanya, bisa saja terjadi pada waktu yang sama di daerah terdekat sesuai radius 80 kilometer daya jangkau alat pendeteksi petir di BMKG Muara Teweh yang menjangkau wilayah Kabupaten Murung Raya, Barito Timur, Barito Selatan, serta sebagian Selatan wilayah Kalimantan Timur.

"Namun pada puncak sambaran petir itu pusatnya memang terjadi di wilayah luar kota Muara Teweh," tegas dia.

Alat pendeteksi sambaran petir di Pulau Kalimantan hanya berada di wilayah Kalteng yang mulai dioperasikan pihaknya sejak Agustus 2006 bersama kota lainnya seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kabupaten Barito Utara yang berada di pedalaman Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito ini merupakan kabupaten di tengah-tengah Pulau Kalimantan sebagai kawasan lintasan angin dan pusat pertemuan awan serta berada di wilayah lintasan garis Khatulistiwa.

"Dasar pertimbangan itulah Kabupaten Barito Utara dilengkapi alat pendeteksi sambaran petir karena potensi petir sangat besar terjadi di daerah ini," kata Sunardi.

Meski hujan ringan, namun cukup membantu terhadap pemandaman kebakaran yang melanda kawasan Pasar Pendopo Muara Teweh yang terjadi pada Rabu (25/7) malam sekitar 20.30 WIB yang menghanguskan ratusan kios milik pedagang dari bermacam dagangan.