Direlokasi, kampung nelayan Ujung Pandaran disiapkan jadi desa wisata

id kampung nelayan Ujung Pandaran disiapkan jadi desa wisata,Relokasi,Abrasi,Pantai Ujung Pandaran

Direlokasi, kampung nelayan Ujung Pandaran disiapkan jadi desa wisata

Perumahan untuk nelayan bantuan pemerinrah pusat yang dibangun sebanyak 88 unit di lokasi relokasi pada 2016 lalu. Pemerintah daerah kembali mengusulkan pembangunan rumah tambahan. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali mengusulkan bantuan pembangunan rumah untuk nelayan Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit di lokasi relokasi yang sudah disiapkan.

"Kami tetap meminta bantuan pembangunan rumah untuk nelayan. Saat ini bagi yang belum dapat bantuan pembangunan rumah di lokasi relokasi, rumahnya di pantai kami amankan dulu dari abrasi," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Kamis.

Abrasi masih melanda Pantai Ujung Pandaran yang merupakan objek wisata andalan serta terdapat perkampungan melayan. Beberapa tahun terakhir, sudah lebih dari 30 rumah dibongkar karena abrasi menggerus tanah rumah tersebut.

Tahun 2016 lalu, pemerintah pusat membantu membangun 88 unit rumah untuk nelayan korban abrasi di lokasi relokasi yang disiapkan pemerintah daerah. Namun tidak semua nelayan langsung menempati rumah tersebut dengan alasan lokasinya cukup jauh dari bibir pantai tempat mereka mencari ikan, serta sarana pendukungnya masih minim.

Namun kini, sebagian besar nelayan sudah menempati rumah permanen berkontruksi beton itu. Karena itulah pemerintah daerah akan mengusulkan secara bertahap bantuan pembangunan rumah tambahan.

Data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kotawaringin Timur, total ada 326 rumah di bibir pantai yang harus direlokasi, sementara rumah yang sudah tersedia di lokasi relokasi, baru 88 unit. Setelah semua sudah direlokasi, kawasan pantai rencananya akan ditata sepenuhnya untuk pengembangan pariwisata daerah.

"Syarat usulan itu kan, rumah-rumah yang ada itu ditempati dulu. Seandainya tahun lalu sudah ditempati semua, insya Allah tahun ini bisa dibangun lagi. Kini masyarakat mulai merasakan dampak abrasi dan mungkin menyadari bahwa abrasi akan membahayakan rumah dan nyawa mereka misalnya terjadi malam hari," kata Supian.

Terkait fasilitas di perumahan relokasi, Supian mengatakan, tahun 2019 nanti ada pembangunan sarana pendidikan mulai tingkat pendidikan anak usia dini hingga SMP.

Ia mengatakan sudah meminta kepala desa dan camat untuk menyiapkan lahannya.

Selain itu, ada pembangunan mushala, ruang terbuka hijau, tempat pembuangan sampah, angkutan sampah, dermaga, pabrik es mini, pasar, sarana olahraga dan lainnya. Terdapat 12 satuan organisasi perangkat daerah yang nantinya melaksanakan program di perumahan nelayan tersebut.

Perumahan nelayan tersebut juga akan ditata dengan menarik karena sekaligus akan dijadikan desa wisata. Harapannya, program ini akan berdampak besar terhadap peningkatan ekonomi masyarakat setempat dan pengembangan pariwisata daerah.

"Saya sedang mencari nama dalam bahasa Dayak Sampit untuk memberi nama yang bagus untuk kampung nelayan tersebut. Itu akan dijadikan desa wisata sehingga lengkap destinasinya, ada pantai, kubah, mangrove dan kampung nelayan," katanya.

Sarana publik dibangun dengan konsep rumah betang dan kental dengan ornamen khas Dayak sehingga menjadi kampung nelayan yang menarik, tambahnya.

Dikatakannya, untuk penanganan abrasi Pantai Ujung Pandaran, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sangat berharap pemerintah pusat turun tangan membantu karena pasti membutuhkan biaya besar untuk membangun tanggul cukup panjang.

Penanganan harus dilakukan segera agar dampak abrasi tidak semakin parah karena tanggul darurat yang dibangun menggunakan geobag atau karung berisi pasir oleh pemerintah daerah, diperkirakan tidak mampu bertahan lama.