577 pedagang Pasar Pendopo kehilangan tempat usaha

id Pasar Pendopo Muara Teweh , kebakaran pasar,kerugian,577 pedagang Pasar Pendopo

577 pedagang Pasar Pendopo kehilangan tempat usaha

Sejumlah warga melihat puing Pasar Pendopo Muara Teweh yang habis terbakar, Kamis pagi. (Foto Kasriadi)

Muara Teweh (Antaranews Kalteng)- Sebanyak 577 pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Pendopo yang terletak di Jalan Malaku dan Jalan Panglima Batur Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah kehilangan tempat usaha berupa kios, los dan blok yang habis terbakar.

"Sebanyak 577 unit kios, los dan blok dalam Pasar Pendopo berkonstruksi dari kayu dan semi permanen yakni jumlahnya sama dengan jumlah pedagang itu merupakan hak sewa kepada pemerintah daerah," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Barito Utara Hajrannor di Muara Teweh, Kamis.

Menurut Hajrannor Pasar Pendopo Muara Teweh yang terbakar pada Rabu (25/7) malam sekitar pukul 20.30 WIB itu dihuni para pedagang ikan segar, dan kering, pedagang sayuran, sembako, pakaian, daging, ayam , kelontongan, kain, pedagang emas serta penjual makanan dan minuman.

Untuk nilai kerugian material masih belum bisa diperkirakan, karena pihaknya Jumat (27/7) akan melakukan rapat bersama Bupati Barito Utara, pimpinan DPRD, Kapolres setempat dan Dandim 1013 Muara Teweh serta instansi terkait dan perwakilan para pedagang.

"Rapat ini untuk mencari titik temu rencana lokasi sementara pedagang untuk berdagang sebelum dibangunnya kembali Pasar Pendopo," katanya.

Hajrannor mengatakan untuk saat ini para pedagang berjualan di pinggiran jalan depan lokasi Pasar Pendopo dan kawasan water front city Jalan Panglima Batur Muara Teweh.

Lokasi alternatif nantinya yang akan dimusyawarahkan yakni untuk penempatan sementara antara lain blok Pasar Gembira yang belum ditemati, lantai II Pertokoan Barito Permai, Lapangan Hijau? dan blok toko pada pertokoan lama.

"Jadi kita harapkan ada pertemuan besok ada kesepakatan semua pihak," kata dia.

Sementara Kasat Reskrim Polres Barito Utara AKP Samsul Bahri mengatakan saat ini lokasi Pasar Pendopo yang terbakar sudah dipasang tanda larangan (police line) guna memudahkan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan. 

"Pagi ini sudah dipasangan `police line` di temat kejadian perkara," kata Samsul

Selain itu, tambah Kasat Reskrim pihaknya memeriksa sejumlah saksi terkait penyebab kebakaran, kalau memang ada petunjuk dari Kapolres untuk mendatangkan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri untuk menyelidiki penyebab kebakaran maka akan didilakukan.

"Asal api masih dalam proses penyelidikan, nanti akan kami sampaikan kalau ada perkembangan lebih lanjut," kata dia.

Saat ini polisi masih mencari saksi, karena nama saksi itu sudah diketahui untuk dimintai keterangan secara verbal.

Kasat mengakui pihaknya sudah mendapat informasi awal dimana orang yang pertama kali mengetahui atau melihat kebakaran itu petugas jaga malam di Pasar Pendopo tersebut.

Infonya sebelum kebakaran, di lokasi tersebut memang ada lampu padam pada sore hari atau menjelang magrib pada Rabu malam. Namun setelah itu lampu kembali menyala dan saat nyala itu ada percikan api (Konslet) listrik dari atas plafon salah satu toko atau kios.

"Penjaga malam ini bersama dua rekannya langsung memadamkan api, tetapi tidak bisa memadamkan secara keseluruhan karena ketika itu angin yang cukup kencang sehingga bahan bangunannya terbuat dari kayu membuat api cepat berkobar, karena tidak mampu mereka memanggil Damkar sementara api semakin membesar," jelas Samsul.

Dalam peristiwa kebakaran Pasar Pendopo Muara Teweh yang sudah ketiga kalinya itu diperkirakan Rp7 miliar itu tidak ada korban jiwa, namun seorang pedagang mengalami patah kaki akibat terjatuh dari atas pasar dan sejumlah warga sempat pingsan.