Puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 03.22 WIB

id Gerhana bulan,Puncak gerhana bulan,Puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 03.22 WIB

Puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 03.22 WIB

Gerhana bulan. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly mengatakan peristiwa gerhana bulan yang terjadi pada 28 Juli 2018 dini hari merupakan peristiwa langka karena merupakan gerhana bulan total terlama pada abad ke-21.

"Gerhana dimulai ketika piringan bulan memasuki penumbra bumi pukul 00.13 WIB. Bulan terlihat memerah dan mencapai puncak gerhana bulan pada pukul 03.22 WIB," kata Sadly di sela-sela pemantauan gerhana bulan total di Gedung A BMKG, Jakarta, Sabtu.

Sadly mengatakan piringan bulan berwarna merah saat gerhana bulan total disebabkan cahaya matahari yang dihamburkan atmosfer bumi, kemudian cahaya merahnya diteruskan ke bulan.

Baca juga: Daftar wilayah melihat Gerhana Bulan Total dengan jelas

Peristiwa bulan merah akan berakhir pada pukul 04.13 WIB ketika piringan bulan kembali memasuki penumbra bumi. Gerhana bulan selesai pukul 06.30 ketika bulan meninggalkan penumbra bumi.

"Proses gerhana bulan terjadi selama enam jam 17 menit, dengan gerhana bulan total mencapai 103 menit merupakan yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan," tuturnya.

Gerhana bulan total dengan fase totalitas lebih lama akan terjadi pada 9 Juni 2123, yaitu mencapai 106 menit. Namun, peristiwa tersebut tidak akan dapat teramati dari Indonesia.

Baca juga: Juli ini diperkiran terjadi Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total dengan fase totalitas yang lebih lama dan dapat diamati dari Indonesia baru akan terjadi pada 19 Juni 2141, mencapai 106 menit.

"Mengingat peristiwa ini langka, BMKG melakukan pengamatan di 24 lokasi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.