Nelayan Indramayu korban kapal terbalik diberi terapi hilangkan trauma

id Nelayan Indramayu korban kapal terbalik diberi terapi hilangkan trauma,KM Bunga Hati,Gelombang,Trauma,kapal terbalik,indramayu

Nelayan Indramayu korban kapal terbalik diberi terapi hilangkan trauma

Sebanyak 13 nelayan Indramayu mengikuti terapi relaksasi untuk menghilangkan trauma musibah terbaliknya kapal mereka akibat hantaman gelombang, Senin (6/8/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Sebanyak 13 orang nelayan yang menjadi korban terbaliknya KM Bunga Hati 2 di perairan Indramayu yang dievakuasi ke Sampit Ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kondisinya makin membaik.

Ke-13 nelayan juga diberikan terapi kejiwaan untuk menghilangkan trauma, kata Kabag Psikologi Biro Sumber Daya Manusia Polda Kalteng Kompol Merson Masluhadi di Sampit, Senin.

Polres Kotawaringin Timur mendatangkan tenaga ahli untuk memberi motivasi para nelayan.

"Jangan terus bersedih, msibah itu jangan terus dibayangkan. Perbanyak bersyukur bisa selamat karena di tempat lain, ada yang cuma jatuh saat mandi di pantai tapi meninggal. Setiap kejadian ada hikmahnya asal kita berpikir positif," ucapnya saat memberikan motivasi bagi para nelayan.

Merson mengajak 13 nelayan tersebut berbincang santai. Dia memberi motivasi agar para nelayan melupakan kejadian tragis yang nyaris merenggut nyawa mereka tersebut.

Baca juga: Begini cara 13 nelayan Indramayu bertahan setelah kapal terbalik dihantam gelombang

Para nelayan diajak berbagi cerita tentang banyak hal, mulai tentang kondisi kesehatan, keluarga, hobi, hingga pengalaman di laut. Cara itu cukup efektif sehingga mulai perlahan para nelayan mulai ikut asyik dalam perbincangan dan tak sungkan bercerita, bahkan bercanda.

Maslani misalnya. Sang nakhoda KM Bunga Hati 2 itu paling banyak bercerita soal pengalaman di laut untuk berbagi pengalaman. Tidak hanya soal teknis operasional menangkap ikan, dia bahkan bercerita pengalaman mistis yang dialaminya di laut.

"Saya sering bertemu dengan hantu. Ada yang hanya suara menangis, ada pula yang bentuknya terlihat nyata. Ada yang meminta jasadnya dimakamkan dengan baik, tapi bagaimana mungkin? Memang di daerah itu sering kapal tenggelam. Tapi anehnya, justru di perairan itu yang banyak ikannya," kata Maslani, seketika mengundang tawa nelayan lainnya.

Suasana makin mencair. Nelayan lainnya pun mulai ikut menimpali obrolan ringan. Canda tawa terdengar makin ramai menghangatkan suasana.

Untuk membuat para nelayan itu makin rileks, Merson Masluhadi menjalankan permainan yang disebutnya dengan nama relaksasi progresi. Nelayan diajak lebih rileks, lebih tenang dan lebih santai sehingga bisa melupakan kejadian menakutkan yang pernah dialami.

Baca juga: Perlakuan istimewa Pemkab Kotim bikin 13 nelayan Indramayu terharu

Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel melalui Kepala Bagian Operasional AKP Boni Ariefianto mengatakan, pendampingan psikologi itu merupakan upaya membantu para nelayan untuk menghilangkan trauma setelah kejadian menakutkan tersebut.

Harapannya, secara psikologi menjadi lebih baik. Dengan begitu, mereka kembali bersemangat untuk bekerja, termasuk jika ingin kembali melaut.

Sementara itu, belum dipastikan kapan 13 nelayan asal Indramayu itu akan dipulangkan. Rencananya Selasa (6/8) pengusaha yang mempekerjakan mereka akan datang ke Sampit dan memutuskan kapan mereka akan dipulangkan.

Baca juga: Dihantam gelombang di perairan Indramayu, 13 ABK dievakuasi ke Sampit

Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah terus memantau perkembangan 13 nelayan asal Indramayu itu. Terkait pemulangan, masih menunggu koordinasi dengan pihak terkait.

"Kami bersama Polres masih menunggu kedatangan pemilik kapal. Kalau tidak dipulangkan, kami siap membantu. Bahkan pak Bupati siap memulangkan menggunakan pesawat," kata Halikinnor.

Saat ini 13 nelayan yang diselamatkan KM Bahari Maju II pada Jumat (3/8) dini hari itu masih berada di hotel. Mereka beristirahat sambil menunggu waktu mereka akan dipulangkan ke kampung halaman.