Orang kaya jangan ikut menikmati elpiji bersubsidi

id Orang kaya jangan ikut menikmati elpiji bersubsidi,DPRD Kotim,Legislator,Syabana

Orang kaya jangan ikut menikmati elpiji bersubsidi

Anggota Komisi I DPRD Kotim, Syahbana saat memantau gas elpiji bersubsidi tabung 3 kg di sejumlah SPBU di Sampit, Selasa (7/8/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang ekonominya mapan, diminta tidak ikut membeli gas elpiji 3 kilogram karena subsidi ditujukan membantu masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar memasak.

"Kalau mampu, apalagi kaya, jangan ikut membeli elpiji 3 kilogram. Kasihan warga kita yang benar-benar membutuhkan elpiji 3 kilogram itu disubsidi untuk warga tidak mampu," kata anggota Komisi I DPRD Kotawaringin Timur, Syahbana di Sampit, Rabu.

Sehari sebelumnya, Syahbana bersama anggota Komisi VI DPR RI Hamdhani, memantau tiga stasiun bahan bakar umum di Sampit yang juga menjual gas elpiji. Mereka juga memantau aktivitas di stasiun pengisian dan pengangkutan elpiji khusus di Jalan HM Arsyad km 21 Sampit.

Hasil pantauan serta informasi dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar serta Pertamina, pasokan elpiji di Kotawaringin Timur cukup lancar. Bahkan pemenuhan elpiji di seluruh wilayah Kalimantan Tengah, dipasok dari stasiun pengisian dan pengangkutan elpiji khusus yang berlokasi di Jalan HM Arsyad km 21 Sampit.

Penyaluran elpiji 3 kg harus tepat sasaran agar subsidi yang diberikan pemerintah benar-benar dinikmati oleh keluarga yang memang tidak mampu.

Selain perlunya pengawasan ketat distribusi, warga yang ekonominya mapan atau kaya, juga diminta berempati dengan tidak ikut menggunakan elpiji 3 kilogram yang merupakan hak warga tidak mampu.

"Warga mampu atau kaya harus malu kalau ikut menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Itu hak saudara-saudara kita yang tidak mampu dan sangat membutuhkan," kata Syahbana.

Syahbana juga mengingatkan pangkalan agar tidak menjual elpiji melebihi harga eceran tertinggi yang ditetapkan karena akan membehani masyarakat. Jika ada yang terbukti melakukan, Pertamina dan polisi diminta menindak tegas.

Sementara itu, Sales Eksekutif Elpiji Pertamina Kalimantan Tengah Arya Aditya saat ikut kunjungan di Sampit mengatakan, pasokan elpiji 3 kg untuk Kalimantan Tengah setiap harinya berkisar 45.000 sampai 46.000 tabung. Sedangkan untuk elpiji nonsubsidi yaitu tabung 5,5 kg, 12 kg dan 50 kg rata-rata 50 ton atau sekitar 50.000 kg per hari dengan distribusi 25 hari dalam sebulan.

Elpiji dipasok dari Kalbut Situbondo Jawa Timur menggunakan kapal setiap tiga hari. Pasokan terus dipantau agar tidak sampai terjadi kelangkaan elpiji di masyarakat.

Elpiji dari stasiun pengisian dan pengangkutan elpiji khusus di Jalan HM Arsyad km 21 Sampit didistribusikan melalui jalur darat ke empat stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) di Kalimantan Tengah. Yakni SPBE di Sampit, Pangkalan Bun, Palangka Raya dan Ampah.

Selanjutnya, SPBE mendistribusikan elpiji ke pangkalan-pangkalan yang jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan. Setiap kabupaten dan kota memiliki kuota masing-masing sesuai yang ditetapkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral yang disalurkan melalui pemerintah provinsi.

Arya mengatakan, sejauh ini distribusi masih lancar. Hambatan hanya terjadi pada jalur menuju Pangkalan Bun karena ada jembatan yang patah pada Desember 2017 lalu sehingga jembatan darurat yang ada tidak bisa angkutan berat pengangkut elpiji.

"Untuk harga, HET (harga eceran tertinggi) ditetapkan pemerintah daerah. Kalau ada pangkalan yang terbukti menjual dengan harga di atas HET, akan kami beri sanksi administratif," kata Arya.

Dia menegaskan, pangkalan elpiji wajib mencantumkan HET di papan pangkalan. Jika pangkalan menjual elpiji melebihi HET, masyarakat diminta segera melaporkannya ke Pertamina agar segera ditindak.