Kemenag Bartim tunda beri vaksin MR ke 3.777 siswa Madrasah, ini alasannya!

id vaksin MR,Fatwa MUI,Kemenag Bartim tunda beri vaksin MR ke 3.777 siswa Madrasah

Kemenag Bartim tunda beri vaksin MR ke 3.777 siswa Madrasah, ini alasannya!

Ilustrasi (Foto Antara)

Hingga saat ini, belum ada fatwa MUI Pusat. Setelah nanti ada fatwa (halal), maka vaksin bisa diberikan
Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Kementerian Agama Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah meminta kepada Dinas Kesehatan setempat untuk menunda pelaksanaan penyuntikan vaksin campak atau measles dan rubella (MR) kepada 3.777 siswa madrasah.

Kepala Kemenag Bartim, H Hairul Anwar di Tamiang Layang, Kamis, mengatakan imbauan itu telah disampaikan kepada seluruh sekolah MI. MTs dan MA dalam wilayah Kabupaten 'Bumi Nansarunai - Jari Janang Kalalawah'. 

"Untuk sementara waktu sebaiknya tidak ikut serta dalam proses penyuntikan vaksin MR," katanya kepada Antara Kalteng.

Baca juga: Imunisasi MR tetap dilaksanakan di Palangka Raya

Siswa tingkat Madrasah Ibtidayah berjumlah 1.796 orang, Madrasah Tsanawiyah sebanyak  1.252 orang, Madrasah Aliyah sebanyak 441 orang ditambah sekolah Raudatul Athfal sebanyak 288 orang.

Hairul meminta Pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan untuk tidak memberi vaksin kepada siswa-siswi madrasah tersebut, sebelum ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Menurutnya, ada kesepakatan antara Kemenag-Kemenag dengan Kemenag Pusat, agar pemberian vaksin MR ke siswa madrasah ditunda.

Menurutnya, berdasarkan informasi diterima, kemungkinan fatwa MUI akan keluar pada pertengahan September 2018.

"Hingga saat ini, belum ada fatwa MUI Pusat. Setelah nanti ada fatwa (halal), maka vaksin bisa diberikan," demikian Hairul.

Baca juga: Pemkab Kotim tunggu kepastian terkait vaksin MR

Baca juga: Masyarakat Kalteng diminta tidak ragukan manfaat ikut imunisasi MR


Terpisah, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bartim, dr Simon Biring MPH mengatakan, vaksin MR sangat penting bagi kesehatan terutama pada tumbuh kembang anak.

Ia juga mengharapkan masyarakat mendukung agar vaksinasi MR tetap berjalan guna mencegah kelainan jantung, cacat, katarak, otak mengecil bahkan bisa menyebabkan kelainan pertumbuhan.

"Jika nanti kita sudah terserang virus measles atau rubbela, maka biaya pengobatan akan menjadi mahal. Untuk umum, vaksin MR dijual sekitar Rp1 juta lebih," kata Simon.

Baca juga: Nah! Vaksin MR Direkomendasikan WHO dan BPOM, Serta Halal

Ia mencontohkan, Saudi Arabia kini sudah menerima vaksinasi MR untuk anak-anak disana.

"Saya minta pihak guru bisa mendukung pelaksanaan pemberian vaksin MR. Kini tim vaksinasi MR Dinkes Bartim terus ke lapangan memberi vaksin," katanya.

Pemberian vaksin MR akan dilaksanakan serentak sejak Agustus dan berakhir pada September 2018.