Disperkimtan Kalteng berencana perbaiki 200 rumah keluarga miskin

id kalimantan tengah,epala Disperkimtan Kalteng, Leonard S Ampung,rumah layak huni di kalteng

Disperkimtan Kalteng berencana perbaiki 200 rumah keluarga miskin

Kepala Disperkimtan Kalteng, Leonard S Ampung. (Foto AntaraKalteng/Jaya W Manurung)

Bantuan dari pemerintah ini sifatnya stimulan kepada masyarakat yang namanya jelas, alamatnya jelas. Penghasilannya pun rendah dan telah dirilis oleh BPS. Jadi tidak asal diberikan kepada siapa saja
Palangka Raya (Antara) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, memprogramkan kegiatan perbaikan 200 rumah warga kurang mampu hingga kondisi layak huni.

Kepala Disperkimtan Kalteng, Leonard S Ampung di Palangka Raya, Rabu, menyebutkan program perbaikan rumah warga itu telah dibicarakan dengan kalangan legislator Kalteng agar masuk dalam APBD tahun 2019.

"Kami juga nanti akan menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pemkab/pemko, sehingga keluarga yang menerima bantuan program perbaikan rumah layak huni tersebut tepat sasaran," ucapnya.

Menurut pria yang pernah menjabat Kepala Dinas PUPR Kalteng itu, program bantuan perumahan layak huni tersebut sangat diperlukan masyarakat, khususnya yang tinggal di pedalaman atau pinggiran sungai.

Dia mengatakan, untuk memastikan bahwa keluarga penerima bantuan rumah layak huni tersebut, pihaknya menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut pun nantinya dikomunikasikan ke Pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng.

"Bantuan dari pemerintah ini sifatnya stimulan kepada masyarakat yang namanya jelas, alamatnya jelas. Penghasilannya pun rendah dan telah dirilis oleh BPS. Jadi tidak asal diberikan kepada siapa saja," beber Leonard.

Pria yang pernah menjadi Penjabat Bupati Seruyan itu mengakui, rencana bantuan perbaikan rumah layak huni tersebut baru tahap percontohan. Untuk itulah Diperkimtan Kalteng hanya merencanakan kepada 200 keluarga kurang mampu yang tersebar di 14 kabupaten/kota.

"Kalau tahap awal ini bisa terlaksana denga baik, ya tidak menutup kemungkinan terus dilanjutkan. Program ini kan baru akan dimulai pada tahun 2019. Jadi kita percobaan dulu. Ya kalau tidak berubah datanya kita akan cari 200 dulu," demikian Leonard.