Kotim dilanda kekeringan, petani terpaksa beli air sirami tanaman

id Kotim dilanda kekeringan, petani terpaksa beli air sirami tanaman,Dinas Pertanian,Kemarau,Made dikantara,Sampit

Kotim dilanda kekeringan, petani terpaksa beli air sirami tanaman

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur, I Made Dikantara. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Petani di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terpaksa membeli air untuk menyirami tanaman agar tidak mati karena sudah sekitar satu bulan kekeringan melanda daerah itu.

"Kalau tanaman yang cukup besar seperti jagung yang sudah berbuah atau padi yang mulai mengurai, masih tahan. Tapi kalau yang baru ditanam, bisa mati kalau tidak disiram setiap hari," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, I Made Dikantara di Sampit, Senin.

Ia mengunjungi petani jagung di Kecamatan Telawang. Seperti wilayah lainnya di Kotawaringin Timur, petani di kecamatan tersebut juga dihadapkan pada kekeringan yang melanda sejak sebulan terakhir. Embung bantuan salah satu perusahaan juga sudah kering tak ada air.

Namun Made mengaku salut dengan kegigihan petani setempat. Agar jagung mereka tidak mati kekeringan, petani rela membeli air untuk menyirami tanaman jagung secara rutin seperti biasa.

Petani mendapatkan air dari pedagang air keliling. Mereka harus mengeluarkan uang Rp65.000 untuk membeli satu profil air berisi 1.100 liter.

Kehadiran Made sekaligus menghadiri syukuran yang dilaksanakan petani Kecamatan Telawang. Mereka berterima kasih karena diberi bantuan `handtractor` oleh pemerintah untuk kemudahan pertanian mereka.

"Kami mengapresiasi karena kalau ada yang bercocok tanam saat musim kemarau, berarti mereka petani yang ulet karena sudah tahu risiko kemungkinan terjadi kekeringan. Petani yang gigih seperti ini yang patut dibantu karena mereka serius," kata Made.

Untuk membantu petani setempat, Dinas Pertanian juga berencana membuatkan sumur bor sehingga nantinya petani masih bisa mendapatkan air meski saat kemarau. Solusi ini sudah dilakukan di beberapa tempat, di antaranya di Kecamatan Pulau Hanaut.

Ia mengatakan, kekeringan saat ini berdampak terhadap pertanian hampir di seluruh wilayah di Kotawaringin Timur, khususnya yang lokasinya jauh dari sungai.

Sebelumnya, kekeringan juga dikeluhkan petani Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit karena mereka sudah kehabisan cadangan air untuk menyirami sekitar 200 hektare padi di desa yang merupakan lumbung beras Kotawaringin Timur tersebut.

Menurut Made, masalah kekeringan ini merupakan kendala akibat faktor alam. Untuk itu Made juga mengajak masyarakat berdoa agar hujan turun sehingga kebakaran lahan padam dan pertanian bisa kembali subur.