TAPD Kotim dinilai terlalu tinggi targetkan APBD 2019

id dprd kotim,apbd 2019,tapd kotim

TAPD Kotim dinilai terlalu tinggi targetkan APBD 2019

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Muhammad Shaleh. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Muhammad Shaleh mengaku pesimis nilai APBD tahun 2019 daerah itu bisa mencapai Rp3 triliun.

"Sumber dan hitung-hitungannya dari mana APBD Kotawaringin Timur 2019 bisa mencapai Rp3 triliun. Sampai saat ini kita tidak memiliki potensi untuk bisa mencapainya," katanya di Sampit, Selasa.

Menurut Shaleh, tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) Kotawaringin Timur terlalu tinggi menargetkan APBD 2019, bahkan tidak sesuai dengan fakta dan kondisi yang ada di lapangan.

"Saya memprediksi APBD Kotawaringin Timur di tahun anggaran 2019 nanti hanya mampu mencapai angka Rp2 triliun, dan jumlah itu sudah termasuk bantuan anggaran dari pemerintah pusat, baik itu dana alokasi khusu (DAK), dana alokasi umum (DAU) dan dana lainnya," ucapnya.

Shaleh menilai, kondisi APBD Kotawaringin Timur saat ini sedang tidak sehat, terlihat dari APBD Perubahan 2018 justru mengalami penurunan dibandingkan anggaran murni.

Dari sisi pendapatan APBD 2018 sebelum perubahan sebesar Rp1,7 triliun kemudian setelah perubahan sebesar Rp1,6 triliun, atau berkurang sebesar Rp39,18 miliar atau 2,30 persen.

Sedangkan untuk asumsi belanja sebelum perubahan sebesar Rp1,7 triliun, kemudian setelah perubahan sebesar Rp1,85 triliun, bertambah sebesar Rp75,1 miliar atau 4,24 persen.

Kemudian, defisit asumsi sebelum perubahan yakni Rp72,666 miliar, setelah perubahan sebesar Rp186,992 miliar, bertambah sebesar Rp 114,326 miliar.

"Anggaran yang hanya Rp1,7 triliun saja tidak dapat terserap dengan baik, bagaimana jika APBD 2019 benar-benar mencapai Rp3 triliun, bisa semakin besar sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) yang dikembalikan ke kas daerah," terangnya.

Shaleh berharap ke depannya serapan anggaran harus benar-benar maksimal agar tidak menjadi Silpa. Dan Silpa jangan dikalim sebagai prestasi.