Pisang dan rokok sumbang inflasi di Kalteng

id inflasi kalteng,rokok,bps kalteng

Pisang dan rokok sumbang inflasi di Kalteng

Ilustrasi - Wakil Bupati Barito Selatan, Satya Titiek Atyani Djoedir saat memantau ketersediaan bahan pokok di pasaran, di Buntok. Pantauan ini untuk mengetahui kebutuhan pasokan dan stabilitas harga bahan pokok di pasaran. (Foto Antara Kalteng/Bayu Ilmiawan)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat komoditas pisang dan rokok kretek filter kini menjadi penyumbang inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah pada Agustus 2018 yang berkisar 0,02 persen.

"Komoditas pisang menyumbang inflasi untuk Kota Palangka Raya, rokok kretek filter di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur," kata Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya, di Palangka Raya, Senin.

Berdasarkan data BPS, Kota Palangka Raya selama Agustus 2018 mengalami deflasi 0,13 persen, dan Sampit inflasi 0,27 persen. Dari gabungan dua kota acuan tersebut, Provinsi Kalteng mengalami 0,02 persen selama Agustus 2018, diikuti laju inflasi tahun kalender 3,13 persen, dan tahun ke tahun 3,47 persen.

Hanif mengatakan, komoditas utama pendorong terjadinya deflasi di Kota Palangka Raya yang mencapai 0,13 persen berasal dari daging ayam ras (0,16 persen), bawang merah (0,09 persen), dan telur ayam ras (0,04 persen), ikan baung.

"Meskipun deflasi, beberapa komoditas turut memberikan sumbangan inflasi untuk kota Palangka Raya yakni, angkutan udara, Sekolah Menengah Pertama (SMP), pisang, udang basah, ikan nila, dan lainnya," ucapnya.

Sedangkan untuk penyumbang inflasi di Sampit, dipicu oleh jasa angkutan udara 0,11 persen, mobil 0,10 persen, rokok filter 0,07 persen, ikan selar/tude 0,06 persen, dan sepeda motor 0,06 persen.

Kepala BPS Kalteng itu menyebut, selama tiga bulan terakhir, tingkat harga di pasar eceran Palangka Raya cenderung turun melandai, sedangkan di Sampit masih fluktuatif. Puncak inflasi yang terjadi selama Juni 2018 di Palangka Raya 1,14 persen, menurun secara konsisten hingga Agustus 2018. Puncak inflasi di bulan yang sama di Sampit 1,82 persen, menurun di bulan berikutnya namun menguat kembali di Agustus 2018.

"Merosotnya indeks harga sebagian besar komoditas/jasa kebutuhan rumah tangga selama Juli-Agustus 2018 di kedua kota, lebih dipengaruhi oleh kembalinya harga ke kondisi normal pasca lonjakan inflasi musiman selama hari Idul Fitri," demikian Hanif.