Segera laporkan bila ada kasus pencabulan di Bartim

id Pencabulan,Bartim,Tamiang layang,Segera laporkan bila ada kasus pencabulan di Bartim

Segera laporkan bila ada kasus pencabulan di Bartim

Ilustrasi - (ANTARA News/ Insan Faizin Mubarak)

Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Sejumlah tokoh adat dan masyarakat yang ada di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah meminta kepada sejumlah orang tua yang ada di daerah itu untuk tidak segan melaporkan kasus pencabulan terhadap anaknya kepada pihak yang berwajib.

"Bagi warga yang merasa menjadi korban pencabulan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab, maka dipersilahkan melaporkan ke Polsek Dusun Tengah," kata Kepala Desa Ipu Mea, Kecamatan Karusen Janang, Hermanus di Tamiang Layang, Kamis. 

Ia menambahkan, bahwa sebelumnya di kabarkan ada terjadi kasus pencabulan terhadap 30 anak dibawah umur di daerah itu. Namun, ternyata kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum Ketua RT berinisial YO (55) itu tidak lebih dari 30 anak dibawah umur, melainkan hanya empat orang anak saja.

Sedangkan untuk kasus tersebut hingga kini masih didalami dan ditangangi pihak kepolisian setempat.

Pihaknya juga meminta maaf kepada seluruh warga Desa Ipu Mea atas kejadian kasus pencabulan tersebut, yang menyeret oknum Ketua RT setempat. 

"Cukup sampai disini kejadian yang sangat memilukan ini, jangan sampai terulang kembali. Dan saya tegaskan, bahwa dugaan kasus pencabulan ini hanya empat orang anak saja bukan 30 anak dibawah umur," ucapnya.

Baca juga: Parah! Kakek di Bartim cabuli lebih 30 anak dibawah umur

Camat Karusen Janang, Priadi mengatakan dengan adanya kasus tersebut akan menjadi sebuah pelajaran dan peringatan bagi warga setempat, terutama orang tua yang harus lebih ekstra hati-hati menjaga dan mengawasi anaknya masing-masing.

"Jika saja benar 30 orang anak menjadi korban pencabulan, maka kasian masa depan generasi muda kita nantinya. Hal ini yang harus kita cegah bersama-sama," kata Priadi.

Selain itu, Kepala SD Ipu Mea, Priono menambahkan bahwa informasi sebanyak 30 orang anak jadi korban tersebut diasumsikan berdasarkan informasi dari gurunya. Dimana anak murid ketika ditanya guru perihal pernah 'dipegang' pelaku, para murid angkat tangan semua.

"Saya mohon maaf atas kekeliruan informasi tersebut," kata Priono.

Salah satu guru Yetine menambahkan, diantara 30 orang siswi SD tersebut, hanya ada empat siswi yang menjadi korban pelecehan seksual dan telah ditangani aparat kepolisian. 

Pihaknya juga memohon maaf secara lisan kepada publik dan warga Desa Ipu Mea dengan adanya miss komunikasi atas kejadian tersebut.