Sampit (Antaranews Kalteng) - Hujan butiran es terjadi di Desa Sapiri Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah pada Senin (10/9) sore, menjadi perhatian masyarakat karena fenomena alam itu jarang terjadi.
"Dari citra satelit, kemungkinan besar memang terjadi hujan es. Saat ini pun potensinya masih ada meski cukup kecil," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Selasa.
Hujan mulai terjadi di sejumlah wilayah di Kecamatan Mentaya Hulu pada Senin (10/9) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun di Desa Sapiri, hujan yang terjadi tidak hanya berupa air, tetapi juga berupa butiran-butiran es.
Nur Setiawan menjelaskan, berdasarkan hasil citra satelit, cuaca Senin (10/9) pukul 17.10 WIB terlihat adanya pumpunan awan cumulonimbus atau Cb yang pekat di Kotawaringin Timur, terutama di Kecamatan Mentaya Hulu.
Awan terlihat tergradasi warna merah muda yang mengindikasikan adanya kristal-kristal es dalam awan Cb dalam volume yang cukup signifikan. Gambaran citra cuaca tersebut tidak berbeda jauh kondisinya pada pukul 16.00 WIB saat diperkirakan terjadinya hujan es.
Hujan es bisa terjadi jika awan Cb tersebut cukup rendah atau dekat dengan permukaan tanah. Akibatnya, saat hujan jatuh menyentuh bumi masih dalam bentuk butiran-butiran es karena tidak sempat berubah wujudnya menjadi air hujan.
"Untuk kawasan lain, selagi daerah dataran tinggi, ada potensi terjadi hujan es, namun ini sangat jarang terjadi karena sifatnya lokal dan biasanya hanya terjadi dalam waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit," jelas Nur Setiawan.
Ini merupakan hujan es kedua yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, hujan es terjadi di Desa Sebabi Kecamatan Telawang pada Jumat (20/10/2017) yang juga terjadi pada sore hari.
Saat itu Nur Setiawan bersama pejabat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur mendatangi lokasi kejadian hujan es. Mereka mengumpulkan keterangan dan mendokumentasikan tanda-tanda bekas hujan es untuk kepentingan pendataan.
Berdasarkan keterangan warga setempat, ternyata di desa itu dulunya juga pernah terjadi hujan es. Wilayah dengan geografis perbukitan memang berpotensi terjadi hujan es.
Hujan es merupakan fenomena alam yang lazim dan bisa dijelaskan secara ilmiah. Masyarakat hanya diimbau berlindung jika sedang terjadi hujan es agar butiran-butiran es tidak sampai membuat terluka.
Berita Terkait
Penjabat Bupati Barsel jelaskan tujuan musrenbang kecamatan
Senin, 19 Februari 2024 14:23 Wib
KPU jelaskan jika presiden kampanye dia ajukan cuti ke dirinya sendiri
Kamis, 25 Januari 2024 17:15 Wib
DLH jelaskan penyebab penumpukan sampah di depo dekat SMPN 3 Sampit
Rabu, 17 Januari 2024 19:00 Wib
Bupati Kotim jelaskan konsep wacana wisata buaya
Selasa, 9 Januari 2024 7:25 Wib
Penerimaan Pengawas TPS dibuka, Bawaslu Kotim jelaskan tupoksinya
Selasa, 2 Januari 2024 19:43 Wib
DPRD Seruyan jelaskan kepada masyarakat terkait RTRWK
Minggu, 31 Desember 2023 12:33 Wib
DPRD Seruyan jelaskan masalah PDAM kepada masyarakat
Sabtu, 30 Desember 2023 12:05 Wib
DPRD Seruyan jelaskan ke masyarakat terkait masalah wisata
Sabtu, 30 Desember 2023 11:30 Wib