Pemerintah datangkan psikolog dampingi dua bersaudara korban asusila

id Pemerintah datangkan psikolog dampingi dua bersaudara korban asusila,Gunung Mas,Kecamatan Tewah,Digilir,Pelajar

Pemerintah datangkan psikolog dampingi dua bersaudara korban asusila

Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3A Kabupaten Gumas, Yestati Agave. (Ist)

Kuala Kurun (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah, mendatangkan psikolog untuk mendampingi dua bersaudara pelajar Sekolah Menengah Atas (bukan pelajar SMP) yang menjadi korban asusila oleh banyak pelaku untuk menghilangkan trauma atas kejadian itu.

"Sementara ini kondisi kedua korban tampak baik dan stabil, tapi kami tidak mau ambil risiko. Kami tetap memberikan pendampingan maksimal dengan mendatangkan psikolog," kata Kepala bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3A Kabupaten Gunung Mas, Yestati Agave di Kuala Kurun, Sabtu.

Yestati mengatakan, pihaknya sudah menyikapi tindakan asusila sesama pelajar yang terjadi di Kecamatan Tewah itu dengan memberi pendampingan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mendatangkan psikolog dari Kota Palangka Raya untuk memberikan pendampingan yang lebih maksimal kepada kedua korban yang merupakan saudara kembar berusia 16 tahun.

Menurut Yestatie, tindakan asusila yang dialami bisa menjadi bayangan buruk bagi kedua korban. Kejadian kelam itu dikhawatirkan terus mengganggu pikiran sehingga berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan kedua korban.

"Belum lagi kalau mereka mendengar omongan dari orang lain, pasti akan berdampak terhadap psikologis mereka. Ini yang perlu kita antisipasi. Jangan sampai kedua korban melakukan tindakan negatif akibat psikologisnya tidak kuat," tandasnya.

Baca juga: Dua bersaudara diduga digilir 17 teman prianya usai pesta miras

Selain kedua korban, kondisi para tersangka juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Mereka juga harus tetap dipantau dan didampingi dalam menjalani proses hukum.

"Sebagian pelaku ada yang di bawah umur juga. Namun sekarang, kami sedang fokus memberikan pendampingan kepada korban dulu†ucapnya.

Seperti diketahui, tindakan asusila peristiwa memilukan itu bermula Sabtu (8/9), ketika korban bersama teman-temannya berencana meminum minuman keras jenis arak tradisional yang disebut anding. Pesta minuman keras itu terlaksana keesokan harinya, Minggu (9/9), di sebuah arak.

Diduga akibat mabuk berat, tindakan asusila terhadap kedua korban terjadi. Kedua belia itu menjadi korban pemuas nafsu para pelaku.

Jumlah teman pria yang ada saat kejadian itu cukup banyak, yaitu mencapai 17 orang. Saat ini polisi terus mendalami kasus ini terkait siapa saja yang melakukan asusila terhadap dua gadis kakak beradik itu.

Kejadian itu baru terungkap Rabu (12/9) lalu setelah kedua korban menceritakan kejadian yang mereka alami kepada wali kelas mereka. Mendengar pengakuan mengejutkan itu, guru sekolah langsung menceritakan masalah tersebut kepada orangtua korban.

Merasa tidak terima, orangtua korban melaporkan kejadian itu ke polisi pada Kamis (13/9/18).

Kapolsek Tewah Ipda Priyo Mulyono mengatakan, hingga Sabtu siang (15/8/18), sudah ada lima pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus asusila tersebut. 

“Lima pelaku sudah ditetapakan sebagai tersangka, sedangkan dua pelaku masih dalam penyidikan. Untuk terduga pelaku lainnya berdasarkan hasil interogasi, masih kami cari,†demikian Priyo.