BPS Kalteng tingkatkan kemampuan wartawan sajikan data statistik

id BPS Kalteng,wartawan dilatih bps,bps latih wartawan,kabid-kabid bps kalteng,Razali Ritonga

BPS Kalteng tingkatkan kemampuan wartawan sajikan data statistik

Jajaran BPS Kalteng dan wartawan foto bersama usai melaksanakan workshop bertema Dengan Data Tingkatkan Prestasi Bangsa, di Palangka Raya, Selasa (18/9/18). (Foto AntaraKalteng/Jaya W Manurung)

Menyikapi penyebarluasan informasi kabar bohong, dibutuhkan kerjasama yang baik dan saling bersinergi. Misal, antara BPS dan media serta masyarakat. Tiga pilar ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing. BPS pengumpul dan penyaji data, media sebagai
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah menggelar workshop kepada para wartawan, sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam membaca serta menyajikan berita terkait statistik.

"Peningkatan tersebut sangat perlu dilakukan agar penyajiannya semakin akurat dan publik tertarik serta mudah memahami data-data statistik yang dipublikasikan", kata Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya melalui Kabag TU Amos Adam Residul, saat workshop di Palangka Raya, Selasa.

Dia mengatakan wartawan merupakan mitra sejati BPS. Kami merasakan betul pentingnya peran rekan-rekan media dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

"Kami berharap adanya workshop ini dapat menyamakan presepsi antara wartawan dan BPS, sehingga informasi yang disampaikan semakin tepat sasaran," kata Amos.

Worshop bertajuk `Dengan Data Tingkatkan Prestasi Bangsa' yang dilaksanakan BPS Kalteng itu juga rangkaian Hari Statistik Nasional (HSN) yang dilaksankan setiap 26 september. Kegiatan ini pun menghadirkan Razali Ritonga, salah seorang mantan Birokrat sekaligus penulis dan pemerhati fenomena sosial kependudukan sebagai narasumber.

Razali Ritonga yang merupakan alumnus universitas Georgetown Amerika Serikat saat memberikan materi memberikan penekanan terkait berita atau kabar bohong. Menurut dia, para wartawan harus berperan aktif dalam mencegah dan mengantisipasi kabar bohong.

"Menyikapi penyebarluasan informasi kabar bohong, dibutuhkan kerjasama yang baik dan saling bersinergi. Misal, antara BPS dan media serta masyarakat. Tiga pilar ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing. BPS pengumpul dan penyaji data, media sebagai penyalur data, dan masyarakat obyek penerima manfaat data," ucap dia.

Selain itu, menurut dia, ada beberapa langkah untuk menghadapi kabar bohong, yakni mengidentifikasi topik atau subyek target audiens, explorasi sumber informasi judul dengan contennya, seleksi informasi harus secara relevan, membedakan opini dengan fakta, serta memeriksa kepustakaan atau sumber yang layak.

"Jika itu yang dilaksanakan, saya yakin, informasi atau kabar bohong dan benar lengkap ?dapat dipilah. Jadi, saya berharap, melalui workshop ini, ada pembelajaran bersama dalam pemanfaatan data yang benar dan lengkap untuk peningkatan prestasi bangsa," kata Razali.

Dalam workshop tersebut Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) BPS Kalteng, Maria Wahyu Utami, Kabid Statistik Sosial M Syafii Nur, Kabid Statistik Distribusi Bambang Supriono, dan Kasi Statistik Pertanian Harisman.