Ekonomi Kalteng selama 2018 diproyeksi tumbuh 5,90 persen

id BI Kalteng,pertumbuhan ekonomi kalteng,ekonomi kalteng 2018,kepala bi kalteng,wuryanto

Ekonomi Kalteng selama 2018 diproyeksi tumbuh 5,90 persen

Kepala BI Kalteng Wuryanto saat memaparkan kondisi pertumbuhan ekonomi Kalteng selama tahun 2018, saat Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional edisi Agustus 2018, di Palangka Raya, Kamis (20/9/18). (Foto BI Kalteng)

Kami merekomendasikan perlunya peningkatan produksi komoditas utama melalui, pemberian bantuan bibit unggul untuk komoditas sawit dan karet. Dua komoditas itu memiliki daya saing di pasar global
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2018 sebesar 5,50-5,90 persen (yoy), dan laju inflasi sekitar 3,15-3,55 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,50-5,90 persen tersebut karena ada peningkatan konsumsi rumah tangga, perbaikan kinerja konsumsi pemerintah serta investasi diperkirakan akan menjadi motor utama penggerak dari sisi permintaan," kata Kepala BI perwakilan Kalteng Wuryanto saat Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional edisi Agustus 2018, di Palangka Raya, Kamis.

Dia mengatakan dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja sektor pertanian, perdagangan besar dan eceran, serta kontruksi juga diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kalteng tetap positif pada tahun 2018.

Untuk proyeksi inflasi sekitar 3,15-3,55 persen dipengaruhi oleh faktor peningkatan permintaan, gangguan pasokan pangan karena cuaca, serta dampak dari kenaikan harga komoditas yang diatur oleh pemerintah, yakni angkutan udara dan rokok.

"Secara disagregasi, diperkirakan kelompok bahan makanan, makanan jadi, bahan bakar, dan transportasi akan berpotensi memberikan tekanan inflasi Kalteng untuk tahun 2018," beber Wuryanto.

Selain memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi selama tahun 2018 di provinsi ini, pihak Bi perwakilan Kalteng juga memberikan sejumlah rekomendasi menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui kemandiri ekonomi.

Dia mengatakan permasalahan yang terjadi di Kalteng sekarang ini produksi dan ekspor komoditas belum optimal, sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas komoditas ekspor Kalteng.

"Kami merekomendasikan perlunya peningkatan produksi komoditas utama melalui, pemberian bantuan bibit unggul untuk komoditas sawit dan karet. Dua komoditas itu memiliki daya saing di pasar global," kata Wuryanto.

Pihaknya juga merekomendasikan agar diberikan edukasi dan pelatihan kepada petani perkebunan, agar memperoleh hasil produksi yang optimal. Serta perlu ditingkatkan pengelolaan pertanian.

Permasalahan lain yang terjadi di Kalteng yakni masih terbatasnya infrastruktur pendukung. Kondisi itu pun berdampak pada terhambatnya logistik usaha dan masuknya investasi.

"Kami merekomendasikan dipercepat perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan maupun pelabuhan. Jika itu bisa direalisasikan maka akan meningkatkan aksesibilitas dan memperlancar kegiatan usaha. Baiknya kualitas infrastruktur pun akan menarik masuknya investasi," demikian Wuryanto.