Sampit (Antaranews Kalteng) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mendatangkan 2.500 kilogram daging beku untuk memenuhi permintaan konsumsi masyarakat setempat.
"Permintaan cukup tinggi. Bagi warga yang ingin membeli, silakan datang ke kantor kami," kata Kepala Seksi Harga Pasar, Pengadaan dan Pelayanan Publik Perum Bulog Sub Divre Sampit, Wanto di Sampit, Jumat.
Daging beku sudah dipasarkan di Sampit sejak bulan suci Ramadhan tahun 2017 lalu. Hingga kini permintaannya terus meningkat dan meluas hingga ke kecamatan-kecamatan di kawasan pelosok.
Daging beku yang dijual merupakan daging kerbau impor. Penjualannya per satuan satu kilogram dengan harga Rp80.000.
Penjualan daging beku ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga daging di Kotawaringin Timur. Saat ini harga daging sapi segar di pasaran di Sampit berkisar Rp110.000 hingga Rp130.000 per kilogram.
Daging beku awalnya kurang diminati karena belum banyak masyarakat yang mencoba menikmatinya. Namun kini permintaannya terus meningkat tajam.
Ada yang berbeda dari daging beku yang didatangkan kali ini. Daging beku dibuat dalam kemasan menarik dengan nama merek `Daging Kita`.
Dengan kemasan yang memenuhi standar kesehatan dan tampilan yang menarik, diharapkan akan makin menarik minat masyarakat untuk membelinya. Tujuan akhirnya adalah agar harga daging benar-benar stabil dan terjangkau sehingga daya konsumsi masyarakat meningkat.
"Ukurannya sama satu kilogram, tapi kemasannya dibuat bagus supaya lebih menarik. Harganya tetap," ujar Wanto.
Sebanyak 2.500 kilogram daging beku tersebut diperkirakan akan habis terjual hanya dalam satu bulan. Bulog Sub Divre Sampit menargetkan mampu menjual minimal lima ton daging beku dalam satu bulan.?
Sementara itu, tingginya harga daging di Kotawaringin Timur tidak terlepas karena ketergantungan pasokan sapi dari luar daerah karena produksi sapi oleh peternakan lokal masih rendah sehingga belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan.
Pedagang mendatangkan sapi dari sejumlah seperti Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan lainnya. Akibat ketergantungan itu, harga biasanya naik ketika pasokan terganggu akibat cuaca maupun menurunnya produksi di daerah penghasil.
Berita Terkait
Pemkab Kotim kembali gelar pawai takbiran keliling
Kamis, 28 Maret 2024 22:10 Wib
Disdik Kotim siapkan Rp198 juta untuk renovasi SDN 2 Ramban
Kamis, 28 Maret 2024 22:00 Wib
Bupati Kotim ingatkan 838 PPPK baru tidak ajukan pindah tugas
Kamis, 28 Maret 2024 19:17 Wib
THR ASN dan tenaga kontrak Kotim dibayar 2 April
Kamis, 28 Maret 2024 18:51 Wib
BBPOM uji 40 sampel takjil di Sampit, berikut penjelasan hasilnya
Kamis, 28 Maret 2024 6:05 Wib
Kapolda Kalteng Safari Ramadhan perkuat toleransi umat beragama
Kamis, 28 Maret 2024 5:39 Wib
BBPOM: Kesadaran pelaku usaha di Sampit terhadap keamanan produk meningkat
Rabu, 27 Maret 2024 15:00 Wib
DPRD Kotim berharap penyelesaian jalan tembus Pulau Hanaut terwujud
Rabu, 27 Maret 2024 14:03 Wib