Ritel modern dilibatkan cegah beredarnya uang lusuh di Kalteng

id BI Kalteng, uang lusuh,beredar uang lusuh,kepala bi kalteng,wuryanto

Ritel modern dilibatkan cegah beredarnya uang lusuh di Kalteng

Kepala BI PerwakilanKalteng Wuryanto (kanan) menyaksikan penantanganan nota kesepahaman, di ruang rapat BI Kalteng, Kamis (21/9/18). (Foto istimewa)

Kami akan memberikan uang baru ke perbankan-perbankan untuk disalurkan ke masing-masing nasabah. Mini market, swalayan atau supermarket juga sama. Nantinya pengembalian uang harus pakai yang baru dan layak edar. Uang lusuh tidak boleh lagi untuk kemb
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Tengah melibatkan sejumlah ritel modern dan perbankan di provinsi ini, agar bersama-sama mencegah beredarnya uang kertas rupiah yang kondisinya sudah lusuh.

Keterlibatan itu dilakukan karena selama ini uang kertas yang beredar di masyarakat lebih banyak kondisinya sudah lusuh atau tidak layak edar, sedangkan uang baru cenderung disimpan, kata Kepala BI Perwakilan Kalteng, kemarin, di Palangka Raya.

"BI kan punya program bahwa harus uang baru yang beredar. Kalau uang yang sudah lusuh, tidak boleh lagi beredar, dan harus dikembalikan atau ditukarkan ke perbankan atau BI," ucap dia.

Upaya pelibatan itu pun diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman program peningkatan kualitas kelayakan uang rupiah melalui layanan penukaran dan penyetoran uang tidak layak edar serta edukasi uang rupiah, Kamis (21/9/18).

Wuryanto mengatakan, penantangan nota kesepakatan itu antara BI perwakilan Kalteng dan seluruh perbankan yang ada di provinsi ini, serta Sendy's swalayan, KPD swalayan, Hypermart, dan Matahari Departemen Store.

"Kami akan memberikan uang baru ke perbankan-perbankan untuk disalurkan ke masing-masing nasabah. Mini market, swalayan atau supermarket juga sama. Nantinya pengembalian uang harus pakai yang baru dan layak edar. Uang lusuh tidak boleh lagi untuk kembalian," beber dia.

Selain mengisiasi penandatangan nota kesepakatan, BI Perwakilan Kalteng juga telah menambah frekuensi kas keliling pada tahun 2018 sebanyak 55 kali di dalam kota, dan 30 kali di luar kota.

Kepala BI Kaltenge mengatakan, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga uang kertas rupiah melalui 5J yakni, Jangan diremas, jangan dicoret, jangan dibasahi, jangan dilipat, dan jangan distaples, juga terus digencarkan.

"Kami juga terus mengingatkan masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan 3 D yaitu, dilihat, diraba dan diterawang," demikian Wuryanto.